Pasukan Kuning Merasa Dianaktirikan

jabarekspres.com, CIMAHI – Pada 2017 ini, Kota Cimahi kembali meraih Piala Adipura Kategori Kota besar dengan raihan nilai 72,94. Penghargaan yang rencananya akan diterima Pemerintah Kota Cimahi di Jakarta pada 2 Agustus 2017 bersamaan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup.

Namun demikian, keberhasilan prestasi itu tak lepas dari tenaga kebersihan bernama “pasukan kuning”. Saat pelaksanaan penilaian itu, mereka bekerja selama 10 jam per hari. Tanpa bonus lebih dan kenaikkan gaji. Bahkan seperti dianak tirikan pemerintah.

Hal itu diakui Pelaksana Tugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Sri Nurul Handayani. mengatakan, raihan Adipura ini didapat karena partisipasi masyarakat yang sangat tinggi.

Di sisi lain, raihan piala Adipura ini, masih belum berpengaruh terhadap kesejahteraan pekerja “pasukan kuning” (pekerja penarik sampah) Kota Cimahi.

“Sebab hingga sekarang, kesejahtraan Pasukan Kuning atau tukang sapu dirasa masih jauh dari harapan. Padahal, jasa mereka cukup besar, khususnya saat penilaian Adipura,”akunya.

Kota Cimahi katanya, secara fisik dinilai sudah bersih.

Namun demikian, Sri mengaku masih banyak catatan yang harus diperbaiki oleh Pemerintah Kota Cimahi.

“Allhamdulilah sudah tujuh kali kota Cimahi mendapatkan Adipura. Tapi ada catatan perbaikan dari kinerja di Dinas Lingkungan Hidup sampai keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” katanya.

Menurut Sri, sebaiknya kinerja bidang LH untuk lebih respon, tidak hanya bekerja untuk mengejar Adipura saja, tapi bekerja agar bisa membiasakan untuk memberishkan Kota Cimahi.

Di Kota Cimahi, ada sekitar 280 tukang sapu, yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Harian Lepas (THL). Yang masih membutuhkan perhatian dalam hal kesejahteraannya, khususnya bagi para THL.

Salah seorang Pasukan Kuning Kota Cimahi yang enggan disebutkan namanya menuturkan, untuk persiapan penilaian Adipura, ia harus bekerja rodi selama penilaian. Ia bersama teman satu profesinya harus bekerja selama 10 jam setiap harinya.

“Jika hari biasa kami bekerja dari jam 07.00 sampai jam 11.00. Tapi kalau ada penilaian Adipura, jam kerjanya ditambah dari jam 07.00 sampai jam 17.00 WIB. Kalau Adipura, udah kayak kerja rodi. Tapi gak ada perhatian pemerintah. Kami kayak diperas aja,” katanya.

Tinggalkan Balasan