Palsukan Obat Herbal Rp 18 Miliar

jabarekspres.com, CIMAHI – Masyarakat perlu mewaspadai peredaran obat ilegal di sejumlah wilayah. Sebab, pada awal pekan ini Polres Cimahi berhasil membongkar pabrik obat herbal yang tidak terjamin mutu, keamanan dan khasiatnya.

Dari hasil pengungkapan kasus tersebut, ribuan kemasan obat herbal palsu bernilai belasan miliar, yang akan diedarkan ke berbagai wilayah di Pulau Jawa. Sebelum beredar, ribuan bungkus obat herbal tersebut berhasil diamankan dari sebuah rumah pribadi tersangka berinisial IS, 28, di kediamannya di Jalan Panday, Kampung Babakan Nanjung, RT 3/RW 7, Kelurahan Karang Mekar, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Menurut pengakuan IS, dirinya mempunyai pengetahuan pembuatan obat-obat herbal tersebut karena dari pengalamannya pernah menjadi karyawan di perusahaan obat. Dengan bermodal pengetahuan tersebut, IS dibantu lima orang karyawannya mengerjakan pembuatan obat herbal palsu. Prosesnya, mulai dari peracikan, pengemasan sampai pemasaran. Setelah jadi, obat-obatan palsu itu dipasarkan secara online.

”Sehari bisa produksi sampai 100 botol, tahu cara pembuatan obat herbal karena saya pernah bekerja di pabrik obat juga,” ujar IS di sela-sela gelar perkara yang dilakukan Polres Cimahi di Mapolres, Jalan Amir Machmud Kota Cimahi.

Kapolres Cimahi AKBP Rusdy Pramana Suryanagara, mengungkapkan, kasus obat herbal palsu ini bermula dari laporan pemilik salah satu merek obat herbal yang merasa curiga dengan peredaran obat-obatan miliknya yang banyak. Padahal dirinya merasa pemasarannya tidak terlalu banyak. Sehingga timbul kecurigaan ada yang telah memalsukan merek dagangnya.

”Berangkat dari laporan itu, maka pihak kepolisian langsung melakukan penyidikan selama tiga hari, waktu itu laporan tanggal 22 kami berhasil menangkap tersangka pada 25 mei 2017,”  ujarnya.

Menurut Rusdy, tersangka ini sudah hampir satu tahun memproduksi obat-obatan herbal palsu berbagai merek dengan meniru semuanya mulai dari pengemasan sampai segel hologram. Bahkan untuk hologram, tersangka sengaja membelinya dari Tiongkok dengan harga Rp 30 juta untuk 5.000 buah hologram.

”Kalau harga aslinya Rp 200 ribu, tapi oleh tersangka bisa dijual Rp 130 ribu karena bahan bakunya diganti sama yang palsu. Sehingga kandungannya berbeda,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan