Optimalkan UNBK untuk UNPK

jabarekspres.com – Gelombang II Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) direncanakan akan berlangsung Oktober dengan menggunakan sistem komputer alias Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). UNBK ini nantinya akan dijadikan pengganti Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) yang rencananya tidak lagi digunakan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno menegaskan, pihaknya akan mendorong untuk UNBK meski di gelombang pertama yang akan berlangsung April mendatang masih ada juga UNKP.

Totok menjelaskan, sejak awal, pihaknya memang sudah mendorong untuk UNBK, namun, masih saja ada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang keberatan dengan UNBK. Surat keberatan pun mengalir ke Kemendikbud. Menanggapi hal tersebut, Kemedikbud lalu mengambil keputusan untuk menyesuaikan jenis ujian sesuai dengan kesiapan masing-masing PKBM.

”Kami kumpulkan semua kabupaten/kota untuk mendata berapa banyak yang UNKP dan berapa banyak yang UNBK,” kata Totok kemarin.

Totok menuturkan, ketidaksiapan PKMB bisa jadi karena waktu persiapannya terlalu singkat sehingga tidak semua PKBM mendapatkan laboratorium komputer yang bisa digunakan oleh para peserta ujian. Namun, dengan waktu persiapan yang relatif cukup panjang, UNPK gelombang II rencananya akan dilaksanakan dengan sistem komputer alias UNBK.

Untuk pengadaan sarana dan prasarana, Dirjen PAUD-Dikmas Kemendikbud Harris Iskandar mengatakan, pihaknya memang belum bisa bantuan yang banyak kepada para PKBM. Dari sebanyak 10 ribuan PKBM, yang bisa mendapat kucuran dana dari Kemendikbud hanya 1 persennya saja yakni sebanyak 100-an. Sisanya harus putar otak untuk memberikan fasilitas kepada peserta didik mereka.

”Alokasi untuk norformal ini sangat sedikit. Ini pun diprioritaskan untuk daerah miskin dan pinggiran,” terangnya.

Untuk persoalan ini, Totok menyarankan kepada para PKBM untuk sharing resources dengan sekolah-sekolah formal. UNPK akan dilaksanakan pada akhir pekan, di saat sarana dan prasarana sekolah formal tidak digunakan.

”Di gelombang kedua akan kami dorong untuk UNBK semua. Intinya, kami akan optimalkan UNBK. Tapi jangan sampai memaksakan,” terangnya.

Totok mengakui bahwa sarana dan prasarana pendidikan nonformal memang tidak sekomplet pendidikan formal. Para peserta masih harus menumpang ke sekolah-sekolah untuk bisa melaksanakan UNPK berbasis komputer. Sementara itu, Kemendikbud menadapat laporan bahwa sekolah-sekolah yang ditumpangi itu tidak segan-segan memasang tarif ”sewa” lokasi UNPK.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan