Netty Ajak Pelajar Makin Kreatif

bandungekspres.co.id, CIMAHI – Bunda Literasi Jawa Barat Netty Prasetyani Heryawan terkagum-kagum saat menyaksikan berbagai olahan makanan yang dibuat para pelajar di SMA Negeri 3 Cimahi. Tak hanya olahan berupa penganan siap saji, mereka pun menyuguhkan hasil praktik lainnya salahsatunya sabun kencatikan pH Balance yang berbentuk transparan.

Netty menyempatkan bergabung dengan para pelajar kelas X untuk turut serta praktik membuat sabun kecantikan dari mulai pencampuran bahan hingga memasukannya kedalam cetakan.  ”Karena merupakan sabun kecantikan, maka ukuran derajat keasaman (pH) pun sangat menentukan, sehingga sebelum masuk ke dalam cetakan para pelajar itu melakukan pengukuran. Kalau tidak sesuai mereka harus mengulang lagi, bisa saja karena kelebihan salahsatu bahan sehingga pH nya tidak sesuai,” ujar salahseorang pembimbing saat memberikan keterangan.

Netty menyambut baik penerapan proses belajar mengajar kewirausahaan yang diterapkan di sekolah tersebut. Hal ini sebut dia sangat penting untuk merubah paradigm pelajar dari mencari kerja menjadi dapat menyediakan lapangan pekerjaan baru.

”Sebuah pembelajaran yang sangat menarik di SMA 3 Cimahi ini, yang menerapkan pembelajaran PKWU (Pendidikan Kewira Usahaan). Kenapa? Karena hari ini, tentu yang harus kita pikirkan bagaimana  anak-anak didik kita ini, memiliki paradigm baru. Bahwa kedepan mereka harus menjadi jobcreator, bukan jobseeker. Pencipta lapangan kerja, bukan mencari kerja, karena apa? Karena memang faktanya pemerintah belum bisa memberikan lapangan pekerjaan secara memadai bagi angkatan kerja baru yang kita miliki setiap tahun,” ujar Netty pada Jabar Ekspres usai acara berlangsung.

Lanjut dia, dari lonjakan angkatan kerja baru yang jumlah banyak tersebut banyak diantaranya yang kemudian menjadi penganggur, baik pengangguran terbuka maupun tertutup.  ”Oleh karena itu lah untuk menyikapi masalah pengangguran ini. Mau tidak mau dunia pendidikan, institunsi pendidikan harus bisa mendesign kira-kira jenis pembelajaran apa yang membuat anak-anak memiliki paradigma baru; bahwa mereka kedepan harus kreatif memiliki soft skill yang kemudian bisa digunakan untuk menghidupi dirinya, minimal itu. Dan berikutnya kalau kemudian usahanya bertambah besar, bisa menampung lapangan pekerjaan baru,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan