Musim Pancaroba, Waspadai Kasus DBD

bandungekspres.co.id – NGAMPRAH – Sebanyak 1.355 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi sepanjang 2016. Bahkan, tercatat tiga orang meninggal dunia. Jumlah tersebut, meningkat dua orang dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya menelan korban satu orang.

”Pada Januari 2016 terjadi 198 kasus, disusul Febuari 245 kasus dan di bulan Maret sebanyak  249 kasus,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat Pupu Sari Rohayati kepada wartawan, kemarin (9/1).

Diuangkapkan Pupu, kasus DBD ini perlu diwaspadai oleh masyarakat terutama saat datang terjadinya musim hujan. ”Kami selalu mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati dengan serangan DBD ini. Karena bisa sampai menimbulkan korban jiwa,” terangnya.

Terjadinya korban disebabkan terlambat dibawa ke rumah sakit. Sehingga ketika terserang DBD, harus langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan medis. ”Kalau terlambat apalagi memang tidak mendapatkan perawatan, khawatirnya menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Asep Sutia mengatakan, kasus DBD merata di beberapa kecamatan. Namun, ada tiga kecamatan yang kasusnya cukup tinggi dan termasuk daerah endemis. Yakni, Padalarang, Ngamprah dan Batujajar.

” Selain itu mobilitas warganya cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Makanya, kita juga sering melakukan antisipasi dengan melakukan beberapa hal ke lokasi rawan DBD,” paparnya.

Dia menjelaskan, pada musim pancaroba dengan cuaca tidak menentu panas dingin dan disertai hujan. Hal tersebut dapat membuat daya tahan tubuh menurun. Dampaknya, banyak berbagai penyakit menular.

Terutama penyakit DBD, karena banyaknya genangan-genangan air menjadi tempat hidupnya jentik-jentik nyamuk. ”Kalau dihadapkan situasi cuaca yang tidak menentu, jadi masyarakat harus mengantisipasi penyebaran dan berkembangnya virus DBD yang bersumber dari jentik-jentik nyamuk ini,” katanya.

Untuk itu, Ia mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kesadaran menjaga kebersihan, menjaga lingkungan dengan menggalakan program 3 M. Seperti menguras tempat-tempat genangan air, mengubur barang-barang bekas dan menutup tempat penampungan air.

”Supaya nyamuk juga tidak berkembang yang dapat menyerang masyarakat,” ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, untuk mengendalikan kasus DBD, Dinkes menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tengah masyarakat. Langkah tersebut dinilai lebih efektif dalam mencegah penyebaran penyakit DBD.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan