Menaklukkan ”Cima Coppi”, Tanjakan Tertinggi di Italia (2-Habis)

Indah, tapi Sudah Terlalu Capek untuk Memotret

Kota Bormio penduduknya hanya 4.100 orang. Tapi, ada banyak alasan untuk berhari-hari di sana. Ada sumber air panas alam, pusat kota yang mengasyikkan, dan -untuk cyclist- dekat dengan banyak tanjakan hebat. Rasanya seperti naik ke planet lain!

Catatan AZRUL ANANDA

KOTA Bormio tidak sesulit itu untuk dicapai. Kalau mau langsung ke sana, bisa dicapai lewat jalan darat hanya tiga jam dari Milan. Kalau Anda pencinta alam, dan suka cari suasana tenang dan indah, ini benar-benar tempatnya Di musim dingin, kota di ketinggian 1.225 meter ini adalah surga bagi penggemar ski. Bahkan, kejuaraan dunia sering diselenggarakan di sini.

Kalau mau simpel santai juga bisa. Menginap di hotel-hotelnya yang sederhana. Menikmati suasana kota kecil yang ”medieval” (seperti kota kuno), makan di restoran-restorannya yang enak, dan tentu saja menikmati sumber-sumber air panasnya.

Bagi cyclist, tentu ada alasan khusus untuk ke Bormio. Ini adalah kota terdekat dari Passo dello Stelvio, salah satu tanjakan paling terkenal di dunia.

Dan karena satu tanjakan tidaklah cukup, Bormio juga menawarkan akses ke beberapa tanjakan lain yang menakjubkan/menantang/menakutkan, tergantung bagaimana persepsi orang yang akan menghadapinya.

Ada tiga rute favorit kalau tinggal di Bormio. Pertama, menanjak Passo dello Stelvio (2.758 meter) dari dua sisi. Naik dari Bormio, turun via Umbrial Pass ke Swiss, lalu naik lagi ke Stelvio via Prato, baru turun pulang ke Bormio. Total 106 kilometer, dengan total menanjak 3.200 meter (sebagai perbandingan, event tahunan Bromo 100 yang diselenggarakan Jawa Pos Cycling menanjak hingga 2.000 meter).

Setelah itu tidak boleh terlalu berat. Ada rute ”recovery”. Tapi, recovery-nya tetap menanjak. Yaitu, naik 18 kelok ke Torri di Fraele, di ketinggian 1.941 meter. Pemandangannya tidak kalah hebat, apalagi di puncak itu ada Cancano Lake. Danau di ketinggian hampir 2.000 meter.

Hari ketiga, baru merasakan lagi tanjakan-tanjakan legendaris dan menyiksa: Mortirolo dan Gavia. Kami melahap keduanya pada Kamis, 6 Juli lalu.

Dari Bormio, ”turun” dulu 30 kilometer ke Mazzo di Valtellina, lalu melewati tanjakan superberat bernama Passo Mortirolo. Ketinggiannya ”hanya” 1.852 meter. Tapi, untuk mencapai puncaknya, cyclist harus melahap 1.300 meter ketinggian hanya dalam 12,4 kilometer. Ya, itu berarti melahap jalanan yang kemiringan rata-ratanya 10,5 persen. Lebih horor lagi, banyak bagiannya yang miring sampai 18 persen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan