Melawan Arus Deras, Melewati Gang Sempit nan Gelap

”Jendelanya copot. Saya langsung memegang kayu kusen yang lain,” ungkapnya.

Setelah bisa menguasai kondisi, Taufiq dan kawannya masuk ke rumah Sundari lewat jendela. Lantai 1 rumah dua lantai itu sudah berantakan. Semua barangnya mengapung. ”Di dalam itu kondisinya parah. Berantakan. Listrik mati,” katanya.

Keduanya lantas bergegas naik ke lantai 2 tempat Sundari dan bayinya, Rizky, 6 bulan, serta Mardiah, 60, ibu Sundari, menyelamatkan diri dari banjir. Tetapi, lagi-lagi sial. Badan Taufiq terempas ke tengah rumah yang kini sudah berubah menjadi kolam itu. Taufiq tidak mengetahui kalau tangga menuju lantai 2 terbuat dari kayu dan sudah lapuk. ”Anak tangganya patah saat saya injak,” ungkapnya.

Untuk kali kedua, Taufiq berusaha naik lagi. Dengan sangat hati-hati, bapak tiga anak itu menuju ke lantai 2 dengan berpegang pada kayu di kanan-kiri tangga. Dan, alangkah terkejutnya dia begitu melihat Sundari beserta bayi dan neneknya di lantai 2. Ketiganya terpuruk di salah satu sudut lantai 2 rumah. Sundari memeluk anaknya. Keduanya bertangisan, sedangkan Mardiah, ibunya, berusaha tenang.

”Bu Sundari tampak panik luar biasa. Maklum, dia hanya bersama anaknya yang masih bayi dan ibunya yang sudah tua. Dia juga tak bisa berenang menyelamatkan diri,” papar Taufiq.

Saat itu, keluarga Sundari memang satu-satunya yang masih terjebak banjir. Warga lain di kampung tersebut sudah mengungsi atau dievakuasi. Karena itu, tak heran bila dia tampak panik karena air terus naik.

Taufiq tak sempat bertanya tentang keluarga Sundari yang lain. Dia hanya melihat rumah tersebut cuma dihuni tiga orang tak berdaya itu. Dia pun berupaya menenangkan ketiganya, lalu meminta rekannya untuk membuat jalur evakuasi. Caranya, membentangkan tali dari lantai 2 rumah Sundari menuju ujung gang tempat perahu karet diparkir. Dengan tali itu, Sundari dan ibunya bisa menitinya hingga ke perahu karet. Sedangkan evakuasi Rizky dilakukan Taufiq dengan menggunakan bak mandi bayi yang diapungkan.

Proses evakuasi cukup menegangkan karena arus air cukup deras. Si bayi terus menangis. Apalagi saat ditidurkan di bak mandi dan dibawa Taufiq menuju perahu. Tangisnya semakin menjadi-jadi.

Tinggalkan Balasan