Mayor Heri Heryadi, Penyelamat Helikopter Bung Karno Jenis Bell 47-J

Memperbaharui kendaraan tua tidak lah mudah. Hal ini lantaran sudah tidak ada lagi pabrik spare part kendaraan tua. Meski demikian, bukan tak ada jalan yang bisa dikerjakan untuk merestorasi kendaraan tua hingga kelihatan antik.


Ahmad Taofik, Bandung


KEBANGGAAN: Engineer TNI Angkatan Udara Mayor Heri Heryadi menunjukkan piagam penghargaan dari Sukmawati Soekarno Putri.
KEBANGGAAN: Engineer TNI Angkatan Udara Mayor Heri Heryadi menunjukkan piagam penghargaan dari Sukmawati Soekarno Putri.

MERENOVASI benda-benda masa lampau secara utuh dan sempurna memang tidak mungkin. Namun, membuat barang-barang tua yang sudah rusak berat menjadi mentereng kembali bukan hal mustahil.

Menghadirkan kembali barang-barang klasik, seperti kendaraan pada zaman penjajahan memiliki nilai historis tinggi. Masyarakat modern bisa belajar banyak hal dari benda-benda peninggalan sejarah. Sebab, pepatah Presiden Pertama Indonesia Soekarno pun mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”

Hal inilah yang mendorong Mayor Heri Heryadi memburu kendaraan tua untuk direnovasi. Pria yang berdinas di TNI Angkatan Udara ini, sedikitnya telah merestorasi 85 kendaraan tua. Mulai sepeda motor, mobil, helikopter hingga Panser tahun 1940.

”Karya paling monumental saya yaitu merestorasi helikopter milik Bung Karno (Ir Soekarno, Presiden Pertama RI) pada 2011. Saat itu, saya mencoba browsing kendaraan-kendaraan zaman dulu dan menemukanlah informasi ada helikopter Bung Karno di tempat rongsokan di Bandung,” ujar Heri kepada Jabar Ekspres di rumahnya, Jalan Otter, Komplek Auri Sukaraja, Gunungbatu, Kota Bandung, Sabtu (18/3).

Saat ditemukan, helikopter jenis Bell-47J yang disebut Si Walet hendak dipotong-potong pemilik gudang rongsok. Beruntung, dirinya keburu datang dan menawar helikopter yang pernah dipakai dinas Bung Karno itu.

Setelah negosiasi, dia akhirnya bisa membawa pulang helikopter tersebut. Dengan semangat membara, dirinya langsung membawa helikopter tersebut ke bengkel miliknya di Cimahi.

”Kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Catnya sudah terkelupas. Helikopter itu ditaruh begitu saja oleh pemilik rongsokan, sehingga hampir tertimbun ilalang,” ujar Heri.

Menurut dia, helikopter itu didesain untuk presiden, material bagus. Baling-baling ada dua, besar di atas dan kecil di belakang.

Dari risetnya, saat zaman orde lama berkuasa, Bung Karno memiliki empat helikopter. Sang proklamator itu mendapatkan helikopter dari pemerintah Amerika Serikat sebagai tebusan tentara perang yang hendak dihukum mati di Indonesia.

Tinggalkan Balasan