Marak Penjual Miras Berkedok Warung Jamu

jabarekspres.com, CIMAHI – Beberapa penjual Minuman Keras (Miras) yang berkedok warung jamu akhirnya di razia petugas gabunga jajaran Satpol PP, TNI dan Polri Kota Cimahi.

Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Dinas Pol PP Kota Cimahi, Uus Saripudin mengatakan, keberadaan Warung jamu tersebut menjadi salah satu target operasi. Sebab, razia miras menindaklanjuti keresahan warga.

“Razia ini kita laksanakan rutin untuk mencegah terjadinya peredarab minuman keras secara sembarangan. Karena di Cimahi sendiri peredaran minuman keras itu kan dilarang,” ujarnya di sela-sela pelaksanaan razia miras, kemarin (26/11).

Pihaknya menargetkan 8 warung jamu yang disinyalir menjual minuman keras, seperti bir, arak, anggur merah, ciu, tuak, dan minuman keras jenis lainnya. Bahkan, ada banyak warung jamu biasa, tapi kalau sudah digeledah, itu sangat banyak timbunan botol dan bungkusan minunan keras.

Razia kembali dilakukan di Komplek Melong Raya. Berdasarkan laporan masyarakat, terdapat salah satu rumah yang di dalamnya memproduksi serta menjual minuman keras tradisional jenis tuak yang disimpan dalam drum berukuran besar.

“Kita khawatirkan tuak itu sering dicampur dengan bahan lain. Tuak memang kadar alkoholnya kecil, tapi kalau udah dicampur Baygon, campur Autan, campur obat-obatan terlarang, dan campuran lainnya, itu yang kita khawatirkan,” terangnya.

Dirinya mengungkapkan, secara keseluruhan, jumlah miras yang disita sebanyak 105 botol bir dan minuman keras lainnya, serta satu drum dan dua jerigen tuak.

Disinggung soal Perda yang dilanggar oleh para penjual miras, Uus mengungkapkan jika para penjual miras itu telah melanggar Perda Nomor 8 Tahun 2009 tentang Ketertiban Umum.

Andika Saputra, salah satu pemilik warung jamu yang dirazia petugas karena kedapatan menjual arak, anggur merah, bir, dan miras berbagai merek lainnya, mengaku sudah cukup lama menjual miras dengan keuntungan yang lumayan besar.

Dirinya mengaku sudah beberapa kali dirazia petugas dengan pelanggaran yang sama, namun berdalih jika di warungnya hanya menjual jamu, maka keuntungannya hanya sedikit.

“Kalau hanya jual jamu mau makan apa saya, keuntungannya sedikit. Jarang orang yang minum jamu. Memang kadang ada anak sekolah yang beli arak atau anggur kesini, tapi itu juga saya batasi,” tuturnya tanpa merasa bersalah. (ziz/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan