Makan Siang Semeja, Dahlan Cerita Beasiswa

jabarekspres.com, SURABAYA – Dahlan Iskan menghadiri jamuan makan siang bersama Megawati Soekarnoputri di rumah dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kemarin (11/9). Dahlan yang duduk semeja dengan Mega menceritakan pemberangkatan anak muda ke Tiongkok.

Presiden RI kelima itu mengunjungi Surabaya setelah mengadakan rapat koordinasi PDIP di Malang. Mega datang bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono. Mereka disambut Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Risma, dan beberapa tokoh lain.

Mega menyambut hangat Dahlan yang datang beberapa saat kemudian di gedung VIP Bandara Juanda. ”Bagaimana kabarnya Pak Dahlan?” tanya Mega setelah berjabat tangan. Dahlan mengatakan kesehatannya baik. ”Saya mengucapkan terima kasih, Bu Mega selama ini sudah memberikan perhatian terhadap kesehatan saya,” ujar Dahlan.

Saat berbincang tentang kesehatan, kepada presiden perempuan pertama Indonesia itu, Dahlan sempat menceritakan stem cell yang memperbarui sistem sel pada tubuh. Dengan stem cell, sel-sel tubuh yang rusak akan diganti dengan yang baru sehingga kondisi tubuh terus terjaga.

Perbincangan Dahlan dan Mega tidak berhenti sampai di situ. Saat jamuan makan siang di rumah dinas wali kota Surabaya, pembicaraan mereka lebih gayeng. Mega dan Dahlan makan semeja dan duduk berdampingan.

Itu sebenarnya di luar rencana. Ketika masuk ruang jamuan, Dahlan sebenarnya sudah memilih meja bersama tamu lain. Sedangkan Mega berada di meja utama. Namun, tiba-tiba Mega memanggil Dahlan dan memintanya duduk di kursi sampingnya. Mereka pun akhirnya makan semeja.

Banyak hal yang diperbincangkan selama jamuan berlangsung. Salah satunya adalah pemberian beasiswa kuliah di Tiongkok. Dahlan memberangkatkan mahasiswa ke Tiongkok untuk belajar berbagai disiplin ilmu. Sebelum berangkat, mereka diberi berbagai bekal keterampilan. ”Tahun ini ada 360 anak muda yang diberangkatkan,” jelas Dahlan.

Pemberangkatan anak muda ke Tiongkok berlangsung sejak tujuh tahun lalu. Pesertanya berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Papua, Kalimantan Utara, dan daerah lain di Indonesia. Mereka memiliki beragam latar belakang suku dan agama dari Sabang sampai Merauke. Untuk tahun ini, mereka belajar di 14 kampus di Tiongkok.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan