Limbah Cemari Citepus, Berubah Jadi Warna Merah dan Bau

jabarekspres.com, BANDUNG – Aliran sungai Citepus sepanjang 600 meter, sempat memerah pada Minggu (2/7). Sungai yang melintas RT 6 dan 7 di RW 7, kelurahan Cibadak, kecamatan Astanaanyar itu diduga berubah warna lantaran adanya penyemaran limbah dari industri percetakan.

Meski demikian menurut lurah Cibadak Iwa Kartiwa, pihaknya hingga kemarin (3/7) masih melakukan peninjauan terkait dugaan adanya pencemaran lingkungan tersebut.

”Sampai saat ini kita belum mendapatkan informasi yang jelas dan bukti otentik sehingga air sungai ini menjadi merah,” kata Lurah Cibadak Iwa Kartiwa saat di konfirmasi Jabar Ekspres, kemarin.

Dia juga menyebutkan kejadian tersebut bukan kali pertama terjadi, Dua tahun lalu pencemaran lingkungan pada sungai Citepus sempat terjadi. Saat itu sebut dia, warga menginformasikan jika sungai itu berbau minyak.

”Dua tahun lalu sempat terjadi kaya gini. Ini baru terjadi lagi laporan ada yang sama,” lanjunya.

Sampai saat ini pihaknya masih melakukan tinjauan untuk mengetahui sumber air tersebut dari mana, karena belum adanya data yang akurat. Sehingga dalam waktu dekat akan mengumpulkan pengusaha-pengusaha percetakan di wilayah ini.

”Tujuan pengumpulan ini, untuk mencari data. Karena selama ini pembuangan limbah industri percetakan masih tertutup, di buang kemana,” jelasnya.

Dia pun mengeluhkan, pasar Lekang di pinggiran sungai Citepus yang seharusnya jadi pasar tradisional saat ini banyak dialih fungsikan jadi industri percetakan.

”Pasar ini sudah dialih fungsingkan sekitar tahun 2003, dan kejadian ini kucing-kucingan,” jelasnya.

Warga RW 07/06 Maman, membenarkan terkait adanya dugaan pencemaran lingkungan. Pria 58 tahun itu pun menyebutkan pencemaran sering terjadi, namun tidak sampai menimbulkan perubahan warna hanya berbau.

”Seringnya bau minyak tanah, kalau warna baru kemarin lagi kejadin,” katanya.

Lanjut dia, harus ada penanganan khusus karena masih ada warga yang menggunakan air tanah yang mungkin bisa tercemar limbah tersebut yang akan berakibat fatal.

”Di sini masih banyak yang pake sumur, ya selama ini belum ada kejadian keracunan tapi airnya seperti berminyak,” ungkapnya. (van/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan