La Nina Turunkan Produksi Kopi

bandungekspres.co.id, SOREANG – Cuaca ekstrim dan fenomena iklim La Nina sepanjang Tahun 2016 lalu, membuat produksi kopi pada masa panen tahun ini mengalami penurunan. Imbasnya, para petani kopi di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung kewalahan dengan pesanan kopi pada 2017 ini.

Ketua Kelompok Tani Wanoja Coffee, Eti Sumiati membenarkan akibat cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang tahun hujan. Sehingga, kata dia pada tahun ini kelompok petani wanoja hanya mampu menargetkan panen sebanyak 32 ton kopi dalam bentuk ceri. Padahal, lanjut Eti, pada tahu 2016 lalu, kelompok tani tersebut mampu mampu memproduksi ceri kopi sebnyak 52 ton.

”Produksi panen tahun ini mengalami menurunan, kembali ke tahun 2015 lalu, yang hanya menghasilkan 32 ton ceri kopi, sehingga kami kewalahan memenuhi pesanan,” kata Eti disela-sela kegiatan UKM di Gedung Muhamad Toha, kemarin (25/1).

Karena itu ucap Eti, dirinya belum berani membuka penawaran kembali karena panen kopi baru dimulai bulan April 2017. Namun, sejumlah cafe dari wilayah Jakarta telah memesan sekitar 2 ton green bean kopi.

”Akibat musim penghujan, sehingga buah kopi jadi cepat besar. Biasanya panen Juli, jadinya panen April. Tapi, kualitas kopinya jadi banyak yang kurang baik, sehingga kami tidak berangan-angan akan panen banyak,” ucapnya.

Menurut Eti, kelompok petani Wanoja menggarap lahan kopi sekitar 60 hektare, sebagian besar merupakan lahan yang dikerjasamakan dengan Perum Perhutani di kawasan Kamojang di Kecamatan Ibun. Sebagian besar dari 60 anggota Wanoja Coffee adalah perempuan.

”Kelompok tani kami, memiliki sekitar 130 ribu pohon kopi, dengan 90 ribu di antaranya yang sudah produktif. Sebagian besar diproses secara natural, sesuai dengan permintaan terbanyak dari cafe-cafe di berbagai kota besar di Indonesia. Kopi yang dihasilkannya, sudah mengekspor ke Negara Maroko dan Australia,” katanya.

Dia pun menjelaskan, harga satu kilogram kopi arabica dalam jenis green bean yang dihasilkannya, kata Eti, dijual seharga Rp 120 ribu. Sedangkan Coffee yang telah roasting/dimatangkan mencapai Rp 300 ribu per kilogram.

”Dalam seminggu di akhir tahun lalu sampai awal tahun ini, Wanoja Coffe bisa mendapat omzet dari penjualan kopi sebesar Rp 8 juta sampai Rp 30 juta. Selama 2016, Wanoja Coffe mendapat omzet sekitar Rp 200 juta dari hasil penjualan kopinya,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan