Konsep Cycling Hotel Semakin Populer di Italia

Kota-kota di pegunungan Italia punya dua sumber pemasukan. Penghobi ski di musim dingin, cyclist di musim panas. Dalam beberapa tahun terakhir, summer disebut mengalahkan winter. Konsep hotel sepeda makin relevan.

Catatan YUDY HANANTA dari Italia

KALAU berlibur ke Italia, khususnya ke kota-kota wisata di pegunungan, jangan kaget kalau menemui banyak hotel dengan tulisan ”Bikers Welcome”. Maksudnya, hotel yang dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan pengendara roda dua yang hobi touring. Baik bermotor maupun tenaga dengkul.

Dan dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak hotel dengan pelayanan yang lebih spesifik lagi. Yaitu khusus untuk cyclist. Dengan jelas tertera di depannya: cycling hotel.

Ada yang bintang dua, bintang tiga, empat, bahkan bintang lima.

Ketika berada di Italia awal Juli ini, rombongan Jawa Pos Cycling menginap di beberapa hotel tersebut. Dan mereka memang bertebaran di dua kawasan yang sangat populer untuk bersepeda: Dolomites dan Alps.

Kebanyakan hotel itu menyediakan fasilitas lengkap. Ada garasi khusus untuk tamu memarkir sepedanya. Lengkap dengan sejumlah bike stand serta peralatan untuk merakit dan menyervis (sendiri) sepeda. Lalu, ada fasilitas sewa guide untuk menemani keliling. Tidak ketinggalan fasilitas cuci pakaian sepeda gratis. Catatan khusus: gratis untuk pakaian sepeda. Baju sehari-hari tidak.

Dari sejumlah hotel itu, tentu ada yang benar-benar spesial. Beberapa teman dari Jakarta begitu berbinar-binar cerita tentang hotel tempat mereka menginap saat kami berada di Bormio, Provinsi Sondrio, Italia Utara.

Kota itu sangat penting bagi para cyclist. Sebab, dari kota itulah beberapa tanjakan paling legendaris Italia bisa diakses. Khususnya yang paling kondang, Passo dello Stelvio, yang menyambung dengan perbatasan Swiss.

Cycling hotel di Bormio itu berbintang tiga, bernama Funivia. Semua fasilitas untuk cyclist ada di situ, plus lebih. Paling cycling di antara yang lain. Padahal, tepat di belakangnya ada wahana ski populer, dipakai untuk kejuaraan dunia downhill ski dan lain sebagainya.

Usut punya usut, setelah bertemu dengan keluarga pemiliknya, jawabannya ketahuan: Daniele Schena, yang mengelola hotel tersebut, adalah seorang cyclist tulen.

Tinggalkan Balasan