Komunitas LSL Memangsa Pelajar

jabarekspres.com, CIANJUR –‎ Pengidap kelainan seksual Laki-laki Suka laki-laki (LSL) atau gay di Cianjur terus bertambah. Bahkan belakangan diketahui, usia SMP dan SMA/SMK menjadi target para LSL Cianjur‎ untuk memuaskan nafsu seksnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Gerakan Penanggulangan Narkoba dan Aids (GPNA) Cianjur, sejak 2014 hingga akhir 2015, ada 3.283 orang LSL di Cianjur. Bahkan dalam setiap bulannya tiga bulan pihaknya menemukan 300 LSL baru dan mayoritasnya masih di umur sekolah.

‎Sementara itu, berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur, jumlah LSL di Kabupaten Cianjur sesuai data yang dimiliki KPA Kabupaten Cianjur mencapai 1.030 orang yang terdiri dari berbagai kalangan.

Sekretaris KPA Kabupaten Cianjur Hilman mengatakan, ‎data yang masuk itu merupakan LSL yang sudah mau membuka jadi dirinya. ”Yang kami khawatirkan ini LSL yang menuup diri. Mereka tak bisa diterawasi atau terbina, sehingga kemungkinan menularkannya lebih tinggi,” kata dia saat dihubungi melalui telepon seluler, kemarin (22/5).

Menurutnya, penyebaran perilaku seks menyimpang tidak hanya di wilayah perkotaan, namun sudah sampai ke wilayah Cianjur selatan. Hal itu semakin menghawatirkan.

Bahkan, target pemuas seks para LSL tidak lagi pada orang dewasa, melainkan laki-laki berumur 25 tahun ke bawah. Kebanyakan merupakan umur SMP serta SMA/SMK.

”Jadi yang ditargetkan itu usia muda. Ketika mereka sudah berhubungan dengan pengidap seks menyimpang, kemungkinan besar dalam waktu tertentu juga jadi pelaku seks menyimpang. Jumlahnya akan terus meningkat,” ucap dia.

Dia menambahkan, perilaku seks menyimpang juga meningkatkan jumlah penderita HIV/AIDS di Cianjur. KPA mencatat jumlah penderita HIV/AIDS di Cianjur hingga mencapai 42 orang di 2017 ini. Sebanyak 60 persennya merupakan LSL.

”Dalam kurun waktu Januari hingga Maret,  jumlah penderita sudah mencapai 42 orang. Kemungkinan dengan data yang baru nanti setelah diakumulasikan bakal meningkat lagi, bakal lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” kata dia.

Menurutnya, dari pendataan yang dilakukan sejak 2005 sampai 2016 tercatat ada 655 ODHA di Cianjur, delapan orang di antaranya merupakan anak usia 3 sampai 9 tahun, 12 orang di usai 10 sampai 18 tahun dan ratusan lainnya berada di umur 18 sampai 40 tahun.

Tinggalkan Balasan