KLH Kucurkan Rp 257 Miliar

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pemprov Jabar bersama Kementerian Lingkungan Hidup melakukan pembahasan untuk penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu dan Cimanuk Hulu. Hal ini dilakukan untuk antisipasi banjir bandang dan bencana alam lainnya terjadi kembali.

Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian LHK Hilman Nugroho mengatakan, ada sekitar 28 ribu lahan kritis akan direhabilitasi oleh pemerintah. Total anggaran sekitar Rp 257 miliar.

”Kawasan kritis akan ditanami pepohonan guna mengembalikan menjadi lahan konservasi,” jelas Hilman ketika ditemui dalam rapat koordinasi bersama pemprov Jabar, kemarin (11/1).

Dirinya menyebutkan, untuk kawasan hulu Cimanuk rehabilitasi akan dilakukan reboisasi seluas 6.400 hektar. Sementara di luar kawasan hutan, seluas 3.000 hektar. Sedangkan untuk Citarum di dalam kawasan hutan reboisasi seluas 12 ribu hektar dan di luar kawasan hutan 6.715 hektar.

Program yang akan dilakukan pada satu tahun ini diharapkan dapat menjadikan lingkungan lebih baik lagi. Targetnya, tiga sampai empat tahun, hasil rehabilitasi hutan bisa mengubah lahan kembali ke fungsi semula.

Disinggung soal pengawasan, Hilman mengaku, telah dibentuk tim sehingga program tetap berlangsung dengan baik hingga pohon yang ditanam bisa tumbuh. ”Ini tadi dibentuk tim. Tim sekaligus menilai di lapangan dan pengawasan monitoring diikuti sampai tiga tahun. Harus jadi dulu (pohonnya),” tuturnya.

Selain penanaman pohon, akan pihaknya akan membangun bangunan konsevasi tanah dan air (KTA) yaitu DAM penahan 270 unit, gully plug (konservasi tanah) 915 unit, sumur resapan air 3.050 unit di Cimanuk hulu. Sedangkan di Citarum hulu DAM penahan 200 unit, gully plug 605 unit dan sumur resapan air 4.586 unit.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Susatijo mengatakan, akan segera memulai program rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk hulu dan Citarum hulu. Dengan dibentuknya tim RHL yang diketuai langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Budi mengatakan, program ini akan dilakukan RHL akan diawali dengan pembibitan yang akan dimulai pada April. ”Teknis bisa mulai April saat kemarau bisa pembibitan, bikin sumur resapan hingga pemberdayaan kelompok,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan