Klaim Salurkan Buku Rp 30 M

NGAMPRAH – Sepanjang 2017, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengklaim sudah mengalokasikan dana anggaran Rp 30 miliar untuk pengadaan buku di SD dan SMP.

Kepala Dinas Pendidikan KBB Imam Santoso melalui Kasi Kurikulum SMP Dadang Saparadan mengatakan, pengadaan buku non pelajaran tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya para pelajar.

“Kalau nilai anggarannya mencapai Rp30 miliar untuk tahun ini. Buku-buku yang disalurkan ini bukan buku pelajaran, tetapi buku-buku bacaan yang menunjang pembelajaran siswa,” ujar Dadang di sela Deklarasi Gerakan Literasi kemarin (13/12).

Dadang menambahkan, pengadaan buku-buku tersebut selaras dengan program West Java Leader’s Reading Challenge yang digagas Pemprov Jabar sejak 2012.

Program itu mengharuskan siswa membaca sejumlah buku dalam waktu tertentu yang bertujuan untuk menigkatkan minat baca para siswa.

Dirinya menilai, secara nasional, minat baca masyarakat Indonesia saat ini masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

“Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 62 negara dalam hal minat baca dilihat secara global. Tentu untuk meningkatkan minat baca ini, diperlukan gerakan bersama,” katanya.

Dadang menyebutkan, Deklarasi Gerakan Literasi yang diikuti 2.500 siswa dan guru se-KBB kemarin diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta digelar di seluruh Indonesia.

Dengan deklarasi tersebut, diharapkan semua penggerak di bidang pendidikan bisa menumbuhkan minat baca masyarakat di Indonesia.

Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan penampilan seni dan budaya dari para pelajar. Selain itu, juga ada sejumlah stan literasi dari sejumlah sekolah di KBB.

Sementara itu, Ketua West Java Leader’s Reading Challenge Mia Damayanti mengungkapkan, program WJLRC sudah berjalan sejak 2012. Program tersebut diadopsi dari pemerintah Australia Selatan.

“Program yang didanai Pemprov Jabar ini hasil dari studi para guru ke Australia. Dari berbagai program yang ada di sana, program ini yang paling pas diterapkan di Indonesia,” katanya.

Menurut Mia, program WJLRC cukup berkontribusi dalam meningkatkan minat baca para pelajar. Dalam 10 bulan, pelajar diharuskan membaca minimal 24 judul buku, mengulas, menerangkan, hingga membuat karya berdasarkan buku-buku tersebut.

Tinggalkan Balasan