Kisah Rumah Cemara Boxing Camp (RCBC) Melawan Jerat Narkoba

Melawan ketergantungan narkoba yang begitu kuat kadang harus ditempuh dengan cara keras. Inilah kisah para pecandu yang memilih jalur tinju sebagai terapi lepas dari jerat narkoba. Hasilnya efektif.

ILHAM WANCOKO, Bandung

Bak..buk..bak..buk.. Suara baku pukul menderu dari sebuah rumah di Jalan Geger Kalong Girang Kamis lalu (27/4). Begitu masuk ke rumah, tampak sebuah ring tinju dan ruang latihan dengan beragam peralatan tinju. Misalnya sansak dan speed bag.

Belasan orang terlihat sedang berlatih dan adu pukul. Mereka lincah dan begitu fokus. Namun, siapa sangka ternyata sebagian besar di antara mereka adalah mantan pecandu dan bahkan masih menjadi pecandu narkoba.

Di antara mereka terdapat Eva R, 34, pecandu narkoba yang mengonsumsi barang haram itu sejak menginjak usia 15 tahun. Eva menceritakan, sebelum mengenal olahraga tinju, dirinya bisa menggunakan narkoba lebih dari tiga kali setiap hari. ”Setelah ikut tinju di RCBC pada 2013, semua berubah,” ujarnya sambil menerawang.

Setelah berlatih tinju seminggu tiga kali, tubuhnya mengalami perubahan. Selain terasa makin fit, ketergantungannya mereda. Saat itu Eva hanya menggunakan obat depresan untuk menghilangkan stres akibat kecanduannya. ”Sebelum bertinju, saya pengguna putau,” kata ibu tiga anak tersebut.

Bagi Eva, memukul sansak dengan sepenuh energi seolah melepas tekanan candu yang mengimpitnya selama ini. Pikiran pun jadi lebih rileks. Lama-kelamaan, hasrat mengonsumsi narkoba pun pupus. ”Tinju itu membutuhkan tenaga ekstra. Jadi, saat sudah capek dan tenaga terkuras, rasanya sudah malas mau pakai narkoba,” paparnya.

Setahun menekuni tinju, pada 2014 Eva sempat mengalami cedera saat berlatih. Pergelangan tangannya bengkak. Kondisi tersebut membuat Eva malas untuk berlatih. Hasilnya, di luar dugaan, kecanduannya untuk menggunakan narkoba naik drastis. ”Waktu malas bertinju itu, keinginan menggunakan narkoba meningkat lagi, menjadi sehari tiga kali hingga lima kali,” jelasnya.

Saat itulah Eva tersadar betapa pentingnya tinju untuk mengontrol keinginannya memakai narkoba. Eva pun kembali menekuni tinju. Bukan untuk menjadi atlet, tapi murni untuk memerangi ketergantungannya. ”Lama-lama bengkak di pergelangan tangan hilang sendiri. Mungkin dulu salah waktu latihan,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan