Kenalkan Dasar Membangun Negara

”Seperti tadi ada pertanyaan, kurikulumnya masih menjelaskan penjelasan UUD 45 padahal penjelasan itu di UUD nya sudah tidak dipergunakan. Tetapi kenapa malah diajarkan? jadi buat gurunya juga pusing. Ini yang jadi bagian kita harus membentuk kelompok diskusi untuk para guru, supaya nanti tidak sulit serta mereka jadi tau apa saja yang dibahas dan bagaimana menjelaskan kepada siswa,” ujarnya.

Ledia menyebutkan, pada tahun-tahun lalu ada beberapa guru Cimahi yang justru mendorong ke siswanya untuk bertanya ke anggota DPR lewat medsos. Meski sebutnya, melalui medsos waktunya terbatas, sehingga ia berfikir harus memaksimalkan sosialisasi dengan berkeliling agar siswa setidaknya mempunyai pengetahuan mengenai mengapa harus lebih mencintai bangsanya.

Selain itu, tujuan lain mensosialisasikan mengenai empat pilar kebangsaan pada guru-guru adalah untuk meluruskan mengenai materi empat pilar kebangsaan dan wawasan kebangsaan yang wajib disampaikan kepada pelajar.

”Kadang gurunya sendiri tidak paham mengenai materi yang disampaikannya. Supaya nanti tidak sulit dipahami siswa, serta mereka jadi tau apa saja yang dibahas dan bagaimana menjelaskan kepada siswa, makanya kita berikan sosialisasi juga kepada guru-guru,” sebutnya

Ia juga mengingatkan agar guru-guru perlu meningkatkan skillnya, terutama dalam mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Karena menurutnya anak-anak zaman sekarang sudah lebih efisien dengan memanfaatkan internet.

“Tidak sinkron rasanya kalau mengajarkan mengenai UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika menggunakan materi yang tidak update. Selain itu, permasalahan kebangsaan sekarang juga semakin mengkhawatirkan. Bagaimana caranya dari penyampaian materi juga menumbuhkan jiwa nasionalisme pelajar dan remaja,” jelasnya.

Menanggapi banyak dan beragamnya jenis pertanyaan yang dilontarkan para siswa dan rata-rata mengkritisi pemerintah, ia mengaku hal tersebut cukup bagus sebab hal tersebut mengindikasikan jika para siswa memperhatikan kinerja pemerintahnya.

Ia juga menyampaikan jika sebagai anggota dewan, maka harus selalu siap untuk menjawab segala pertanyaan yang ditujukan kepada pihaknya. Hal tersebut juga sebagai kontrol dan tuntutan tanggung jawab yang dilayangkan kepada lembaga perwakilan rakyat.

“Kalau anggota dewan takut ditanya itu menjadi persoalan. Justru ini merupakan mekanisme pengawasan dan kontrol, tidak hanya dari siswa, ternyata para guru juga punya banyak pertanyaan terutama yang berkaitan dengan tugas pokok mereka ini merupakan bagian dari yang harus dilakukan untuk menggali lebih dalam berapa banyak persoalan-persoalan di masyarakat yang harus diselesaikan,” pungkasnya. (adv/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan