Keluarga Pemimpin ISIS Tolak Paham Radikal

jabarekspres.com, JAKARTA – Badan Intelijen Negara (BIN) menemukan fakta mengejutkan terkait pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi. Setelah penelusuran panjang, diketahui terdapat keluarga al Baghdadi di Indonesia. Dipastikan keluarga al Baghdadi ini menolak paham terorisme ISIS.

Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menuturkan, keluarga al Baghdadi ini berada di Solo, Jawa Tengah. Namun, identitas mereka tidak bisa disebutkan. ”Ya, gak boleh kalau nama dan sebagainya,” paparnya.

Yang pasti, hubungan kekeluargaan ini sangat erat. Mereka terhubung dalam satu klan yang berasal dari Yaman, Timur Tengah. ”Terafiliasi dengan yang di Yaman,” papar lelaki yang sempat dijuluki pengamat intelijen yang merekatkan qawasan kebangsaan tersebut.

Yang paling penting, keluarga al Baghdadi ini ternyata menolak pemahaman terorisme ISIS yang digelorakan Baghdadi. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir. ”Ironis, mereka yang keluarga Baghdadi menolak paham terorisme, di sini masih ada yang malah terjerumus,” ujarnya.

Saat ini, pemerintah sedang melakukan pendekatan terhadap keluarga al Baghdadi tersebut. Tentu akan sangat bermanfaat dalam upaya deradikalisasi. ”Ya, kami dekati terus, komunikasi intens,” paparnya.

Tidak hanya itu, langkah yang dilakukan pemerintah dalam memerangi terorisme. Saat ini dipastikan terdapat pejabat sipil dan militer yang telah menembus wilayah ISIS di Suriah. ”Mereka menempuh risiko hujan peluru untuk Indonesia,” terangnya.

Upaya menembus wilayah ISIS ini dilakukan demi menguatkan pemberantasan terhadap terorisme. Sehingga, semua yang didapatkan di sana bisa digunakan dengan maksimal di Indonesia. ”Banyak manfaatnya untuk penanganan terorisme,” jelasnya.

Tak hanya di Suriah, pejabat tersebut juga menembus wilayah kelompok Abu Sayyaf yang terafiliasi dengan ISIS di Filipina. Semua mengetahui, saat ini kelompok di Filipina sedang tumbuh. ”Kita harus apresiasi pejabat yang bertaruh nyawa demi Indonesia ini,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan semua upaya tersebut, diharapkan penanganan terorisme di Indonesia bisa lebih baik. Paham terorisme harua bisa ditekan ke titik terendah. ”Ya, semacam ini yang perlu dilakukan untuk penanganan masalah global,” papar mantan staf khusus Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan