Disinggung soal kapan seorang perempuan harus memutuskan diri untuk mandiri, Nia menilai, harus sejak dini. Bagi dia, anak perempuan punya kewajiban untuk mempersiapkan diri. Menuntut ilmu yang tinggi, punya skill untuk hidup, punya profesi dll. ”Dan percayalah, perempuan selalu mampu,” tegasnya.
Nah, ketika seorang perempuan berkeluarga maka hal tersebut tentu akan sangat bermanfaat untuk keluarganya. ”Hanya masalah teknis saja. Dan itu relatif sesuai tuntutan kebutuhan dan prioritasnya. Dan paling penting mau melangkah,” urainya. (rie)
Perlu Menjaga Konsistensi
PERKEMBANGAN teknologi dan informasi mendorong banyak generasi muda perempuan untuk terus berkembang dan kreatif. Dan sangat memungkinkan disalurkan ke dunia usaha.
Bagi Nia Kurnia, menjadi wirausaha saat ini jauh sangat mudah disbanding zamannya dulu ketika membangun Rabbani dari nol. ”Sebab segala sesuatunya serba offline, mulut ke mulut. Ya wajar, modalnya juga saat itu sedikit,” ungkap Nia kepada Jabar Ekspres, belum lama ini. Sebaliknya, generasi saat ini dipermudah dengan sistem online. Tanpa modal yang besar pun bisa memasarkan item dengan mudah. ”Kalau yang belum, lakukan, mulai dari sekarang,” kata dia.
Menurut Nia, menjadi wirausaha tidak perlu menunggu kondisi terjepit. Semakin baik persiapan, semakin baik juga hasil yang akan diperoleh ketika menghadapi beragam cobaan. ”Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Termasuk dalam keadaan bakat ku butuh (terhimpit kebutuhan ekonomi dalam bahasa Sunda, Red),” jelasnya.
Yang digarisbawahi, konsisten. Bagi Nia, konsistensi itu penting untuk dijaga. Dengan begitu, brand yang akan dijual akan bisa dipercaya oleh konsumen.
”Jangan terbawa arus. Usum-usuman, lebih baik konsisten dengan langkah dan visi dari apa yang kita bangun. Tanpa mengecilkan arti up to date ya,” pungkasnya. (*)