Kampanye Antikorupsi lewat Kartun

jabarekspres.com, JAKARTA – Bukan hanya aparatur pemerintahan, generasi muda harus turut mengampanyekan budaya antikorupsi. Salah satunya dengan membuat komik atau ilustrasi kartun lucu tentang antirasuah. Karya visual diyakini lebih efektif menyampaikan pesan antikorupsi ke masyarakat, khususnya kalangan muda milenial.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggandeng anak-anak muda untuk menyebarluaskan virus antikorupsi melalui komik dan gambar karikatur. Karya-karya mereka dipamerkan di Gedung Graha Niaga Thamrin, Jakarta, kemarin (20/8). Mereka mayoritas mengambil tema tentang polemik Pansus Hak Angket DPR terhadap KPK.

Pansus Hak Angket KPK digambarkan sebagai objek yang bisa melemahkan KPK secara kelembagaan. Gambar ilustrasi dari komunitas Jajak Solo Paguyuban Kartunis Solo (Pakarso), misalnya. Mereka menyampaikan pelemahan itu dengan mengibaratkan hak angket sebagai bola sepak yang diarahkan ke gawang yang dijaga KPK dan publik.

Selain gambar kartun, pesan antikorupsi melalui komik juga tidak kalah menarik. Misalnya yang dibuat komikus Tito Sigilipoe dan Antyo Rentjoko. Di salah satu penggalan komik yang mereka buat menceritakan perkara suap pilkada Kabupaten Buton dengan tersangka Bupati Buton Samsu Umar Samiun dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

Pesan-pesan itu mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak, agar menghindari perilaku koruptif sejak dini. Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan pesan visual lebih mengena ketimbang pesan melalui kata-kata lisan atau pidato. ”Targetnya sebenarnya semua usia. Bisa SD, SMP, SMA atau bahkan orang dewasa,” terangnya.

Sayang, kumpulan karikatur dan komik itu masih belum bisa diedarkan ke setiap sekolah. Sebab, KPK belum melakukan koordinasi lebih jauh dengan Kemendikbud. Laode menyatakan, ke depan penyebaran virus antikorupsi melalui visual ke sekolah bakal segera dilakukan. ”Di sekolah-sekolah itu gampang,” imbuhnya.

Bukan hanya itu, KPK juga tengah memikirkan rencana menggandeng pengelola mal dan tempat publik swasta untuk mengampanyekan antikorupsi melalui kartun dan komik. Sebab, area umum itu selama ini menjadi lokasi favorit masyarakat menghabiskan waktu. ”Kalau berhubungan dengan tempat-tempat umum yang lain, seperti mal, museum, mungkin bisa kita,” ucapnya. (tyo/oki/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan