Kali Ketiga Raih Anugerah Budhipura

jabarekspres.com, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali dinobatkan sebagai provinsi termaju di Indonesia dalam penghargaan anugerah Budhipura 2017. Penghargaan pengembangan inovasi berbasis Iptek di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan tersebut merupakan kali ketiga berturut-turut sejak 2015.

Anugerah Budhipura 2017 diterima oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang diserahkan oleh Menristekdikti Muhammad Natsir dengan disaksikan langsung Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Center Point of Indonesia Makassar, kemarin (10/8).

Jawa barat dinilai layak kembali meraih Budhipura karena lima sistem inovasi daerah berbasis Ipteknya yaitu budidaya ikan patin, lele sangkuriang, kopi Java Preanger, tanaman indigofera dan ayam sentul berhasil meningkatkan nilai tambah suatu produk yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

”Alhamdulillah kita bisa memenangkan Anugerah Budhipura untuk tahun ini. Ini yang ketiga kali berturut-turut dari tahun 2015,” kata Heryawan usai penyerahan penghargaan.

Sebelum diputuskan mendapatkan anugerah Budhipura ini, pria yang akrab disapa Aher ini memaparkan langsung kelima inovasi ini di hadapan tim penilai anugerah dari Kemenristekdikti beberapa waktu lalu. Bersama empat pesaingnya yaitu Provinsi Lampung, Sumatera utara, Sumatera Selatan dan Riau, Aher menjelaskan, kelima inovasi ini telah diterapkan dan dikembangkan di Jawa Barat di berbagai sektor sesuai dengan potensi wilayah dan komoditi unggulan.

Yang pertama adalah inovasi budidaya ikan patin dengan sistem teknologi corong melalui prinsip resirkulasi air. Sehingga kandungan oksigen tinggi, dan menyebabkan kepadatan telur ikan tinggi.

Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi larva dari per ruang per tahunnya, yang awalnya dengan cara konvensional menghasilkan hanya 0,9 juta larva, kini bisa mencapai 27 juta larva.

Kemudian Kopi Java Preanger, jenis kopi yang telah berhasil menjadi juara pertama pada kontes kopi dunia ini, berasal dari empat kabupaten (Bandung, Bandung Barat, Garut dan Ciamis). Inovasi yang dilakukan pada jenis kopi ini selain pemasaran ke luar negeri juga adalah diupayakannya inovasi sertifikasi bibit unggul.

Dengan rekayasa teknologi pada bibit tersertifikasi. Sekarang, bibit yang asalnya ditanam tiga tahun baru berbuah, setelah ada rekayasa teknologi bibit unggul tersebut hanya 11-12 bulan sudah bisa berbuah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan