jabarekspres.com, BANDUNG – Dua orang perempuan tewas setelah nekat lompat dari lantai 5A Apartemen Gateway Jalan Ahmad Yani nomor 669, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cibiru Kidul, Kota Bandung, kemarin (24/7). Korban diduga mengalami gangguan jiwa.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, kedua korban diketahui loncat pada pukul 17.00. ”Keduanya tewas di lokasi kejadian. Dugaan sementara, bunuh diri,” kata Yusri, kemarin (24/7).
Yusri mengatakan, kedua korban mengalami luka di bagian kepala, kaki dan lengan patah hingga tewas. Sehingga, kata Yusri, pada sekitar pukul 18.30, dua ambulans membawa dua jenazah itu ke rumah sakit Bhayangkara Sartika Asih untuk Visum et Repertum.
Sementara itu, Reza Setiawan, salah satu juru parkir di Apartemen Gateway mengatakan, aksi yang diduga sebagai bunuh diri ini berlangsung sekitar pukul 17.30. ”Kalau tidak salah tadi lompat dari lantai 7,” ujar Reza kemarin.
Reza menjelaskan, kedua orang perempuan tersebut melompat dalam waktu berbeda. meski jedanya tidak terlalu lama. ”Setelah yang pertama lompat, sekitar lima menit kemudian yang satu lagi melompat,” ungkapnya.
Dia memenci, sebelum melompat dari balkon apartemen, kedua korban sempat diminta untuk mengurungkan niatnya oleh orang-orang di lapangan parkiran bawah. Termasuk beberapa petugas sekuriti di lokasi. ”Sudah diperingatkan jangan loncat. Tidak berhasil, keduanya tetap loncat,” tandasnya.
tayang bagaimana korban meloncat juga viral di dunia maya. Beberapa warga yang melihat korban kedua yang hendak menyusul meloncat terlihat berteriak-teriak agar mengurungkan niatnya bunuh diri. Namun, itu tak diindahkan korban dan tetap meloncat.
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, dari hasil keterangan kakak kandung korban, Rionald Parubak, 39, kedua korban, mengalami gangguan psikis selama 8 tahun. Korban diketahi Elviana Parubak, 34 tahun, dan Eva Septiany Parubak, 28.
”Kedua korban korban pernah dirawat di Yayasan Penuai Indonesia di Bogor. Panti rehab masalah kejiwaan,” ucap Hendro, kemarin. Dia mengatakan, kedua korban mengalami gangguan jiwa sejak 2006 pada saat ibu kandungnya meninggal dunia. (yul/bbs/rie)