Jembatan Pabuaran Rawan Ambruk

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Masyarakat di 6 desa Kecamatan Cililin dengan Kecamatan Sindangkerta berharap kepada pemerintah daerah agar kondisi Jembatan Pabuaran yang sudah rusak untuk segera direnovasi.

Jembatan yang menjadi akses warga tersbut kini kondisinya hanya ditopang oleh batangan bambu. Sehingga dikhawatirkan suatu saat bisa saja roboh

Selfia Agina, 19, dan Siti Sarah Khadijah, 19, yang kebetulan sering melintas dijempatan itu mengaku selalu was was bila melintas jembatan tersebut, sebab, selain kondisinya sudah rusak, badan jembatan yang saat ini ditutup pakai bambu sudah bolong-bolong

“Saya selalu takut kalau lewat sini, tapi mau bagaimana lagi kalau muter jalan mah jauh,” kata Selfia ketika ditemui saat melintasi jembatan tersebut kemarin (18/4)

Sementara itu, Camat Cililin, Zaini Dahlan mengatakan, jembatan Pabuaran awalnya dibangun oleh desa dengan anggaran sebesar Rp200 juta pada tahun 2005 dari program Pemberdayaann Masyarakat Mandiri (PNPM) Pedesaan.

Ia mengakui untuk membuat konstruksi jembatan yang bagus anggaran sebesar itu sangat kurang bila ingin kuat.

Untuk itu, lanjut Zaini, Pemkab Bandung Barat sedang berupaya menganggarkan di anggaran perubahan tahun 2017 untuk pembangunan jembatan tersebut dengan nilainya mencapai Rp 1,2 miliar. “Agar jembatan lebih kuat, memang anggaran dibutuhkan cukup besar. Ini juga agar memberikan fasilitas yang lebih aman bagi masyarakat,” tandasnya.

Menurutnya, Jembatan Pabuaran yang menjadi akses penghubung 6 desa atau tepatnya berada diantara Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin dengan Desa Cikadu. Sehingga keberadaannya dirasakan sangat penting dan harus segera diperbaiki.

Dari pantauan di lokasi, jembatan sepanjang 15 meter dengan lebar 4 meter yang berada diantara Kampung Sawah Kaweni dengan Kampung Nangewer dan Kampung Bonceret kondisinya semakin membahayakan warga.

Betapa tidak, jembatan beton yang pernah diterjang banjir bandang Sungai Ciminyak di Kecamatan Cililin tersebut tampak miring bahkan seperempat bagian dari badan jembatan telah roboh hingga terpisah dari badan jalan.

Akibatnya, warga terpaksa membuat jembatan tambahan dari bambu yang panjangnya sekitar 5 meter untuk menghubungkan dengan sisa jembatan beton yang ada sebagai akses jalan. Kondisi itu pun cukup mengkhawatirkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan