Jabar Belum Bebas Difteri

Sukabumi – Rahmat Alfian, 14, seorang pasien difteri asal Sukabumi, meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Rahmat merupakan salah satu dari tujuh pasien difteri di Sukabumi.

”Satu orang pasien difteri meninggal dunia di Bandung,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Harun Arrasyid, Selasa (19/12) lalu.

Menurut dia, Rahmat dirujuk ke RSHS Bandung Sabtu (16/12) setelah sebelumnya, sempat dibawa ke klinik dan rumah sakit daerah di Sukabumi. Meski begitu,  Rahmat akhirnya dirujuk ke Bandung karena kondisinya yang semakin parah. Dia dirujuk ke RSHS Bandung atas saran dokter yang menanganinya di Rumah Sakit R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

Sekitar tiga hari berselang, Rahmat mengembuskan nafas terakhir di RSHS Bandung pada Selasa dini hari. Jenazah Rahmat dimakamkan di tempat pemakaman umum dekat rumah orangtuanhya di Kampung Kopeng, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. ”Pasien sudah dikebumikan pada Selasa pagi,” kata Harun.

Untuk diketahui, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi telah menetapkan penyebaran bakteri difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sebab, selain Rahmat, terdapat enam pasien lain yang dilarikan ke rumah sakit setelah diduga terjangkit difteri.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, lima pasien di antaranya masih dinyatakan sebagai terduga pasien difteri. Sementara, satu orang pasien yang tak lain adik Rahmat, Muhamad Said, 7, dinyatakan positif difteri dan kini dirawat di ruang isolasi RSUD Sekarwangi Cibadak.

Sementara itu, Sekjen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Untung Seseno Sutarjo mengatakan pasien difteri yang meninggal di RSHS itu datang dalam keadaan parah. ’’Stok ADS (anti difteri serum) memang terbatas. Tetapi tersedia di RSHS,’’ katanya saat dihubungi kemarin (20/12). Untung menjelaskan soal ADS itu terkait dengan sejumlah kabar bahwa pasien yang meninggal itu belum mendapatkan ADS.

Terkait kasus meninggalnya bocah itu, Untung berharap menjadi pelajaran bagi masyarakat. Khususnya untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak sesuai dengan usianya. Para orang tua diharapkan untuk mengecek status imunisasi anak-anaknya. Jika ditemukan ada yang belum lengkap, segera dilengkapi di fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

Tinggalkan Balasan