Indonesia Tuan Rumah Konferensi Internasional Kependudukan Ke-14

jabarekspres.com, YOGYAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkomitmen untuk selalu siap menjadi vocal point kerja sama bidang kependudukan dan isu pembangunan terkini dengan dunia internasional. Hal itu dibuktikan dengan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan negara-negara yang tergabung dalam Partners in Population and Development (PPD) dan acara 14th International Inter-Ministerial Conference on Population and Development 2017.

Kedua acara diikuti perwakilan dari 26 negara anggota PPD yakni, Indonesia, Bangladesh, Kolombia, Mesir, Kenya, Meksiko, Maroko, Thailand, Tunisia, Zimbabwe, Benin, Tiongkok, Ethiopia, Gambia, India, Mali, Pakistan, Uganda, Ghana, Senegal, Nigeria, Srilangka, Afrika Selatan, Yordania, Yaman,dan Vietnam.

Acara pertama yakni pertemuan tahunan anggota PPD digelar pada 26-27 November.  Konferensi internasional tingkat menteri ke-14 yang dilaksanakan dari tanggal 28-30 November 2017, dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani padaSelasapagi (28/11). Tema konferensi tahun ini adalah Kota-Kota yang Berkelanjutan, Mobilitas Manusia, dan Migrasi Internasional: Perspektif Selatan dan Kebutuhan Intervensi.

Tema yang sama akan dibahas dalam Sidang Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kependudukan dan Pembangunan ke-51 pada 2018.

Dalam pidatonya, Puan menekankan agar pertemuan selama dua hari tersebut membahas dan memahami isu urbanisasi dan migrasi. Sebab, dua hal tersebut memiliki dampak penting di level global, regional, nasional, maupun lokal. ”Keduanya pun sangat terkait erat. Proses migrasi dan urbanisasi memberikan tantangan sekaligus peluang bagi para migran, masyarakat, kota, maupun pemerintah,’’ katanya.

Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal menjelaskan ada tiga tujuan utama dari kedua pertemuan tersebut. Pertama, menyediakan forum global antar pemerintahan dalam berdialog, advokasi, dan komitmen bilateral untuk meningkatkan integrasi dinamika populasi kedalam rencana pembangunan nasional. Kedua, melakukan advokasi dan dukungan yang kuat dari para pemangku kebijakan untuk meningkatkan akses remaja terhadap pelayanan/informasi kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan ibu dan anak yang terjangkau dan mudah diakses dan Keluarga Berencana, serta mempromosikan lansia yang sehat.

’’Tujuan ketiga adalah memajukan dukungan untuk menciptakan pemahaman yang lebih besar dan mengatasi masalah kemiskinan dan kesehatan secara global,’’ tandas Nofrijal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan