Imbas Lagu “Selamat Jalan”, Band J-Rock Disidang

jabarekspres.com, BANDUNG – Memasuki jilid ke-16 pengadilan musik meyeret J-Rocks sebagai terdakwa akibat mengeluarkan single terbaru berjudul ”Selamat Jalan”. Proses peradilan dilangsungkan di Kantin Nasional Rumah The Panas Dalam Jalan Ambon Nomor 8a Kota Bandung, kemarin (27/10).

Proses sidang berjalan meriah dan dipenuhi para J-rocks star, sidang dipimpin Man (Jasad) sebagai Hakim, sedang rentetan pertanyaan dan tuntutan dilontarkan Budi Dalton dan Pidi Baiq sebagai Jaksa penuntut. Sementara pembela J-Rocks menggaet Yoga (PHB), Ink (Rosemary) dan salah satu penggemar mereka sebagi saksi.

Pendilan musik ini merupakan program spesial yang digelar DCDC, secara berkala memanggil tokoh-tokoh musik tanah air yang aktif menularkan karya, untuk diuji kelayakannya malalui pertanyaan dan peryataan yang disampaikan para perangkat persidangan. Sehingga karya yang mereka sebar patut disimak dan dinikmati.

Sejak terjun ke dunia musik industri Tanah Air pada 2003 lalu, band ini memang langsung menyita perhatian banyak pendengar musik. Gaya bermusik maupun penampilan personelnya yang nyentrik menjadi magnet tersendiri.

Mereka banyak banyak terinspirasi pemain musik dari Jepang dan dengan apik diaplikasikan ke telinga pendengar musik tanah air. band ini di isi dengan formasi Wima (Bass), Anton (Drum), Sony (gitar) dan Iman (vokalis dan gitar).

Setelah sukses dengan tiga album sebelumnya, dari 2005 hingga 2009 J-rocks sudah mengeluarkan tiga album yang sempat menggemparkan ranah industri musik di tanah air. Setelah sempat tidak terdengar  J-Rocks kembali merilis album terbaru, dengan single andalannya “Dance”. Lagu ini bertempo upbeat dengan pola musik yang modern, sesuai dengan pembawaan musik yang digandrungi pasar hari ini.

Setelah sukses dengan single pertama, di album ke empat J-Rocks kembali mengeluarkan single kedua dari album Let’s Go yang berjudul “Selamat Jalan”. Dimana lagu ini diciptakan drummer mereka. Anton memaparkan, lagu ini berangkat dari kisahnyata, ketika dua insan harus berpisah karena alasan yang tragis. “Jadi lagu ini dikemas dengan suasana yang kentara dengan kesenduan, rasa sedih dan spektrum yany redup dan semakin gelap,” jelas Anton.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan