Harus ada Pengawasan Ketat untuk TKW

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Penderitaan yang menimpa Meri, 40 sebagai Tenaaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia sepertinya masih membekas dalam ingatannya.

Wanita warga Kampung Pasir Astana Desa Sinarjaya Kecamatan Gununghalu ini, mengaku menjadi korban penyiksaan majikannya ketika bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negeri Jiran tersebut.

Ketua Pusat Pelayan Terpadu Pelindung Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Elin Suharliah Abubakar mengaku prihatin dengan kekerasan yang terus dialami oleh TKI di luar negeri.

Elin menilai, kasus-kasus kekerasan terhadap TKI seharusnya tidak perlu terjadi. Bila saja, penyelegaran ketenaga kerjaan cepat tanggap mengatasi permasalahan ini.

Untuk itu, kedepan dirinya mengingkan, agar keberangkatan para TKI di KBB harus ada penataan yang lebih baik. Sehingga, para TKI yang beranagakat keluar negeri di bekali dengan kemampuan dan keahlian.

Selain itu, pendataan bagi TKI warga asli KBB harus lebih terperinci dengan melibatakan pemerintah daerah. Bahkan perangkat desa.

“Jadi kalau ada warganya yang mau menjadi TKI kepala desa itu harus punya datanya, sehingga nantinya bila ada masalah terhadap TKI tersebut akan dengan cepat diidentifikasi,”jelas Elin.

Elin menyesalkan tindakan majikannya yang memperlakukan tidak manusiawi. Untuk itu, Elin berpesan kepada keluarga korban untuk merawat agar Meri bisa secepatnya sembuh.

Dalam kesempatan itu, Elin juga memberikan bantuan kepada korban serta akan mengirimkan psikolog untuk memulihkan korban yang mengalami trauma akibat penyiksaan tersebut.

“Tentunya korban butuh pendampingan khusus seorang psikolog, agar korban cepat sebuh seperti biasa. Karena memang mengalami trauma akibat peristiwa tersebut,” ujarnya.

Elin menambahkan, kepada seluruh masyarakat agar tidak terpengaruh dengan gaji besar untuk bekerja di luar negeri menjadi TKI. Untuk itu, kasus Meri harus dijadikan pelajaran agar tidak terulang di kemudian hari.

Sedangkan untuk perawatan dan pemulihan kesehatannya, Elin menginginkan agar dinas kesehatan khususnya Puskesmas dapat memberikan pelayanannya kepada Meri secara tepat.

“Mudah-mudahan kasus Meri yang terakhir dan tidak ada lagi kasus lainnya. Jadikan pelajaran bagi masyarakat lainnya,” terangnya. pungkasnya. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan