Gelorakan Gerakan Makan Telur dan Susu

jabarekspres.com, BANDUNG – Dinas Pangan dan Pertanian  (Dispangtan) Kota Bandung mulai gencar melakukan sosialisasi gerakan minum susu dan makan telur. Kegiatan itu seperti dilakukan di SD Negeri 079 Kopo-Pajagalan, kemarin (5/10).

Kepala Dispangtan Kota Bandung, Elly Wasliah menyebutkan kegiatan itu bertujuan untuk

meningkatkan gizi anak-anak supaya lebih sehat di tengah beredarnya junk food di lingkungan anak sekolah. ”Program ini merupakan lanjutan dari Gerakan Makan Ikan dan Gerakan Makan Sayur dan Buah yang sudah dilakukan sejak April 2017 lalu,” kata Elly.

Sebut dia, sasaran dari kegiatan tersebut sebanyak 12.800 siswa bisa menjalankan program tersebut. Jumlah itu sesuai dengan yang direkomendasikan Dinas Pendidikan Kota Bandung, yang akan berlangsung selama dua bulan hingga November 2017.

Menurut Elly dari dua program sebelumnya, memang terlihat dampak yang nyata. ”Anak-anak yang semula tidak suka sayur atau buah-buahan atau tidak suka ikan, sekarang mereka menyukainya,” kata Elly.

Hal itu sebut dia, lantaran pihaknya melibatkan orangtua siswa secara aktif. Meski demikian pihaknya pun akan mengevaluasi kegiatan tersebut, apakah efektif untuk peningkatan gizi anak atau tidak. ”Kita akan kerjasama dengan Dinkes untuk mengevaluasi apakah gerakan tersebut efektif terutama untuk gizi anak-anak,” jelasnya.

Perlu diketahui Dispangtan saat ini tengah mengembangkan budidaya burung Puyuh. ”Jadi pada November 2016 lalu, kita mulai mengembangkan budidaya burung puyuh. Alhamdulillah seteah 2,5 bulan sudah ada yang menetas,” kata Elly.

Menurut Elly, Dispangtan baru mendatangkan 3 ribu bibit umur 1-2 minggu (DOQ) dari Sukabumi. Dalam 17 hari, telur sudah menetas, anak puyuh itu, akan bertelur lagi di usia 45 hari. “Jadi bisa terus bertelur setiap hari, selama dua tahun. Kalau sudah dua tahun, nanti burungnya diapkir dan bisa dimakan,” kata Elly.

Untuk sementara, hasil budidaya yang dilakukan DPP, dipasarkan melalui pasar tradisional dan ke warga sekitar. ”Namun, karena masih baru, ya kita belum punya analisis ekonomi secara tepat,” tambahnya. ‎

Budidaya burung puyuh ini lanjut Elly, bisa dikembangkan di kawasan perkotaan seperti Kota Bandung. Karena selain tidak membutuhkan lahan yang luas, dan tidak menimbulkan polusi berlebihan, ditinjau dari segi bisnis, juga tidak membutuhkan biaya yang besar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan