Galakan Pojok Edukasi Sampah

jabarekspres.com, SOREANG -Bupati Bandung H.Dadang M.Naser galakkan pojok edukasi bersih sampah, sebagai penataan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar yang tersebar. Menurut Bupati, rencananya, secara teknik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyediakan pojok edukasi bersih sampah di seluruh wilayah, khususnya pasar.

“Pojok Edukasi bersih sampah kita galakkan sebagai penataan satu titik dari TPS liar yang tersebar. Dan rencananya kita akan lakukan di seluruh wilayah khususnya pasar,” kata Bupati saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diperingati dengan acara operasi bersih di Pasar Baleendah, baru-baru ini.

Lebih lanjut Dia mengungkapkan selain penyediaan kontainer sampah, akan ada juga petugas yang melakukan sosialisasi untuk masyarakat, terkait pengelolaan sampah sehingga masyarakatpun sadar bahwa mereka juga bertanggung jawab, dari  mulai mengatur sampah liar, sampai pengelolaan sampah yang dihasilkan.

“Akan disediakan kontainer sampah, juga petugas yang memberi edukasi melalui sosialisasi, teguran dan ajakan bahwa sampah tanggung jawab semua,” tandasnya.

Menambahkan hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kusumah menjelaskan, sebetulnya setiap pasar memiliki TPS namun beban sampah pasar terlalu besar dan kata Dia tidak sedikit pula masyarakat luarpun membuang  sampah rumah tangganya ke TPS pasar. Asep berharap Pojok edukasi bersih sampah agar didukung oleh kesadaran masyarakat sehingga terjadi perubahan paradigma.

“Harus ada dukungan berupa kesadaran masyarakat sendiri, untuk merubah paradigma, bahwa sampah itu dikumpul, diangkut dan dibuang. Masyarakat bisa menjadi solusi,” pungkas Asep.

Dia menuturkan, tidak ada TPA yang mampu menampung sampah saat ini. Setiap orang kata Dia, bisa menghasilkan  2 liter sampah perhari.

“Bupati sudah menggulirkan pengelolaan sampah berbasis Rumah Tangga (RT). Setiap RT wajib memiliki lubang cerdas organik sebagai solusi sampah organik,” imbuhnya.

Masih menurut Asep, berdasarkan kajian, masyarakat Kabupaten  Bandung menghasilkan 45 sampai 65 persen sampah organik dan lanjutnya l, jika masyarakat bisa menyediakan lubang biopori denfan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 1 meter, masalah sampah organik bisa teratasi.

“Ilustrasinya jika lubang cerdas organik iu bisa diterapkan, tentu 45 persen soal sampah organik bisa teratasi.Sedangkan sampah anorganiknya dipilah untuk ditampung di bank  sampah, dan akan lebih efektif ” tandas Asep.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan