Enggan Terburu-Buru Cari Pelatih Baru

jabarekspres.com, JAKARTA – Manajemen Persib Bandung sepertinya tidak mau tergesa-gesa untuk mencari pelatih anyar untuk menggantikan posisi yang baru saja ditinggalkan oleh Djadjang Nurdjaman. Bahkan, saat melakoni big match dengan menjamu Persija Jakarta di pekan depan pun, manajamen Persib memutuskan untuk mempercayakan nasib tim kepada asisten Herrie Setyawan.

Manajer Persib Umuh Muchtar mengatakan, keputusan untuk mendatangkan pelatih baru bukan perkara gampang. Sebab, selain harus berhitung dengan budget yang dimiliki oleh tim, mereka juga harus melakukan kajian secara cermat terkait kualitas dan pengalaman yang dimiliki oleh pelatih baru nanti.

”Kami masih menunggu dan melihat perkembangan tim dalam beberapa waktu ke depan sebelum memutuskan untuk mengambil pelatih baru atau tidak,” kata Umuh, kemarin (16/7). ”Selain itu, saya harus berbicara dulu dengan manajemen terkait problem pelatih ini, karena berkaitan dengan masa depan Persib di kompetisi,” lanjutnya.

Lantas apakah Persib akan menggunakan pelatih lokal atau asing untuk menggantikan posisi pria yang akrab disapa Djanur tersebut? Umuh memilih untuk tidak banyak komentar. Menurut dia, sejauh ini manajemen belum memiliki gambaran tentang siapa yang paling pantas untuk menjadi juru taktik dari tim dengan julukan Maung Bandung itu.

Kendati begitu, pria berusia 69 tahun itu menyebutkan, cepat atau lambat, mereka sudah harus mengambil keputusan terkait nasib pelatih kepala untuk Atep Rizal dan kawan-kawan. Apalagi, dalam waktu dekat, sang asisten pelatih Herrie Setyawan harus mengambil lisensi A AFC di Singapura.

Seperti yang diketahui, Djanur memutuskan untuk mundur dari Persib setelah kekalahan 1-2 di kandang Mitra Kutai Kartanegara, pekan lalu. Itu adalah kekalahan kelima Persib selama berada di bawah asuhan Djanur yang membuat mereka terbenam di posisi 12 klasemen sementara setelah baru hanya mengoleksi 20 poin.

Djanur mengungkapkan, salah satu alasan dia mundur dari juara Indonesia Super League 2014 itu, karena ketidakmampuan mengangkat performa tim. ”Tapi, kesalahan terbesar saya ada pada rekrutan pemain. Saya gagal mendapat striker hebat. Sehingga kami tidak bisa mencetak gol meski memiliki banyak peluang,” keluhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan