Elin Abubakar Dinobatkan Indung Tani

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH– Istri Bupati Bandung Barat, Elin Suharliah Abubakar dinobatkan sebagai Indung Tani Kabupaten Bandung Barat. Secara simbolis deklarasi tersebut sudah dilaksanakan belum lama ini.

“Deklarasi itu dari aspirasi para petani, karena kontribusi Bu Elin bisa terasakan oleh para petani. Selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) KBB, Bu Elin banyak berberhubungan dengan kelompok tani, terutama para wanita tani, karena banyak hasil tani yang dijadikan kerajinan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat Ida Nurhamida di Ngamprah, kemarin.

Menurut Ida, Indung Tani merupakann kepercayaan dari masyarakat khususnya para petani terhadap kinerja dan peran dari Elin Suharliah Abubakar. Apalagi, kata Ida, sosok Elin mewakili para petani wanita yang memang menjadi contoh dan mendorong agar pertanian di Kabupaten Bandung Barat semakin berkembang. “Indung Tani benar-benar pemberian dari masyakarat. Bukan kami yang menobatkan,” terangnya.

Program yang berkaitan dengan Indung Tani, sebut dia, salah satunya terus mendorong perkembangan pertanian di Kabupaten Bandung Barat. Selain itu, memberikan pelatihan bagi para petani serta bantuan kepada para petani. “Pelatihan kepada petani akan terus diberikan. Seperti pengembangan teknologi yang diterapkan bagi para petani,” ujarnya.

Pada Mei 2017, Kabupaten Bandung Barat akan memperingati Hari Krida Pertanian yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pada acara besar tersebut, Indung Tani akan berkumpul bersama petani di Kabupaten Bandung Barat untuk bertukar pikiran serta berbagi informasi untuk kemajuan pertanian.

“Para petani harus diapresiasi agar mereka bisa memproduksi pertanian yang jauh lebih baik,” terangnya.

Ida menyatakan, pemerintah daerah menargetkan bisa tercapai sewasembada beras berkelanjutan sejak 2009 hingga 2016.

Saat ini, kata Ida, produktivitas beras di Kabupaten Bandung Barat mampu mencapai 6,3 ton/hektare. Sementara, luas lahan pertanian secara total mencapai 130.577 hektare. Dimana 51 % merupakan kawasan budidaya pertanian dan sisanya bukan lahan pertanian.

“Jadi artinya lahan pertanian masih cukup luas. Lahan budidaya pertanian itu merupakan lahan tanaman pangan, seperti beras, buah-buahan dan sayuran,” ungkapnya. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan