Elektabilitas Kang Emil Tinggi

jabarekspres.com, BANDUNG – Elektabilitas calon gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil naik. Wali Kota Bandung itu naik ke peringkat pertama setelah menggalahkan Dedi Mizwar, wagub Jabar dan Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta. Hal itu berdasarkan hasil survey Indo Barometer yang memberikan pernyataannya kepada para wartawan, kemarin (8/6)

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menilai, isu yang menyerang pilkada DKI dan partai Nasdem yang mengusung dirinya maju di Pilgub Jabar, tidak berpengaruh terhadap keputusan pemilih.

“Artinya ini semakin menguatkan bahwa dalam pilkada faktor figur mungkin lebih mempengaruhi dibanding preferensi pilihan partainya. Karena ada orang yang suka partainya juga suka orangnya. Ada yang suka figurnya tapi tidak suka partainya. Ada yang dua duanya,”jelas Ridwan Kamil saat dijumpai di Balai Kota Bandung, keamrin (8/6).

Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, dia bekerja sebagai wali kota Bandung mendapati sebuah fakta, ternyata kinerja juga sangat berimbas dan kini dikonsumsi oleh warga diluar Bandung. Saya menduga itulah faktor , tingginya elektabilitas,”terang Emil.

Diakuinya, Emil bukan ketua partai yang lintas batas dan sebagainya. “Istilah saya homeless, jadi di survei terakhir saya mengalami kenaikan kalau tidak salah 6 persen. Waktu Februari 22 persen dan sekarang menjadi 28 persen,”sambungnya.

Dia meyakini kalau dalam pilkada, sosok figur sangat menentukan. Maka fokus saja pada konten positif yaitu bekerja dan berkarya. “Jadi setiap karya yang dihasilkan menjadi buah. Contoh kita sedang menargetkan bulan depan groundbreaking cabel car. Surprise kemana aja, tiba tiba groundbreaking,”tambahnya.

Emil ingin memberi hadiah dengan kerja saja. Emil juga akan terus begitu. Kalau ternyata berkarya dapat menaikan elektabilitas, maka pola dia sampai tahun depan dengan terus berkarya. Itu buah yang dikonsumsi oleh publik..

Dalam melakukan safari politiknya Ridwan Kamil selalu di lakukan di waktu yang terbatas.

“Kadang cuman minggu atau sabtu saja. Tapi hasil dari surveinya mengetahui ada tiga hal yaitu melalui media sosial untuk urban, citizen dan televisi untuk desa dan pedalaman. Kemudian blusukan bertemu tokoh,”terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan