Driver Diintimidasi, Angkot Pilih Mogok

jabarekspres.com, CIMAHI – Angkutan online dan konvensional tak kunjung damai. Kemarin (18/10), satu driver online dilaporkan dijebak sopir konvensional dan kembali melakukan aksi demo.

Ahmad, 31, salah seorang pengemudi angkutan berbasis aplikasi atau online di Kota Cimahi mengaku, diintimidasi pengemudi angkutan konvensional pada Rabu (18/10) di kawasan Puri Fajar, Kota Cimahi, sekitar pukul 12.00. Dia bahkan dijebak dengan cara orderan fiktif.

”Jam 12.00, (mereka) bikin orderan jebakan dan meminta dijemput di Puri Fajar untuk didrop di Rumah Sakit Cibabat,” papar Ahmad kemarin (18/10).

Meski lokasi penjemputan di Puri Fajar relatif aman, namun dirinya mengaku tetap waspada. Kecurigaan datang saat di perjalanan ke lokasi yang ditentukan, pemesan tersebut menelepon kembali dan meminta dijemput di salah satu minimarket yang tidak jauh dari lokasi penjemputan.

”Saya bilang, pak jangan di sana. Soalnya banyak angkot (konvensional). Kita hargai angkot. Saat tiba di Puri Fajar, saya tidak melihat orang yang memesan tersebut,” ujarnya.

Dia mengaku langsung menghubungi pemesan tersebut namun ternyata nomor teleponnya tidak aktif. Setelah itu, sekitar 15 menit kemudian dia kembali menelepon pemesan dan diangkat.

”Orang tersebut minta dijemput di Puskesmas. Saya bilang di sana banyak angkot terus dia bilang saya yang tanggung risikonya,” katanya.

Saat tiba di Puskesmas untuk menjemput konsumen tersebut, dia mengaku kendaraannya langsung dihadang oleh tujuh orang yang ternyata pengemudi angkutan konvensional. Dari sana katanya, dia mendapatkan intimidasi dari orang-orang tersebut.

Ahmad mengaku, telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Cimahi dan sudah diproses. ”Saya dijebak, tujuh orang udah ngehalangi kendaraan saya,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua Unit Kerja Kobanter Baru Jawa Barat Akbar Ginanjar menegaskan, tengah berada di Cibeber, Kota Cimahi untuk mencari orang yang telah melakukan intimidasi kepada rekan-rekan pengemudi angkutan online.

”Ada inisiatif dari rekan rekan di lapangan untuk mencari orangnya. Kita aksi solidaritas bukan untuk mencari kerusuhan,” ungkapnya.

Di balik hal itu, dia mengaku, kecewa dengan sikap pemerintah yang kurang tanggap terhadap kisruh angkutan online. Seharusnya, lanjut Akbar, pemerintah segera memfasiliasi kedua belah pihak dan duduk bersama membahas masalah yang ada.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan