Dosen Unpas Latih IT Para Pelaku UMKM

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat mendapatkan bekal ilmu keterampilan informasi dan teknologi (IT) dari tiga dosen Universitas Pasundan (Unpas) Bandung selama 3 tahun terakhir. Dengan pembekalan IT tersebut, pelaku UKM dapat mengembangkan usaha tersebut hingga ke mancanegara.

Ketua tim dosen, Yanti Purwanti mengatakan, pembekalan IT bertajuk Iptek Bagi Produk Ekspor (IBPE) tersebut didanai Hibah Pengabdian Masyarakat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) senilai Rp100 juta setiap tahun. “Ini tahun ketiga pembekalan yang diberikan kepada pelaku UKM. Bahkan, sekarang pelaku UKM sudah mampu dan bergaul dengan bidang IT sebagai cara untuk memasarkan hingga ke luar negeri,” kata Dosen Administrasi Bisnis FISIP Unpas di Ngamprah, Selasa (25/7).

Tim yang beranggotakan Yanti Purwanti, Siti Fatimah, dan Ida Hindarsah ini membina dua pelaku UKM di Cikole, yakni Iwan dan Lukman. Keduanya merupakan perajin seni ukir bakar miniatur binatang. Menurut Yanti, produk-produk kedua pelaku UKM tersebut sudah banyak diminati warga baik dari dalam maupun luar daerah. Bahkan, beberapa di antaranya sudah tembus ke luar negeri, yakni Timur Tengah dan Eropa. “Ketika saya datang pertama kali kepada para pelaku UKM tersebut memang tidak menggunakan komputer dan IT dalam memasarkan. Tapi, setelah tiga tahun terakhir ini, saya kenalkan dengan sistem IT, akhirnya mereka bisa mengembangkan bisnis usahanya,” terangnya.

Tidak hanya bekal ilmu yang diberikan kepada para pelaku UKM tersebut. Lebih dari itu, kata dia, berbagai bantuan fasilitas diberikan seperti set komputer beserta modem untuk koneksi internet. Dari perangkat itu, mereka dibimbing untuk membuat laporan usaha, pemasaran, hingga desain produk. Bahkan, untuk mengenalkan produk mereka lebih luas, pihaknya memfasilitasi para UKM tersebut melalui pemasaran produk di pameran-pameran serta sejumlah seminar UKM. “Mudah-mudahan ke depan, usaha mereka makin berkembang dan sukses,” ujarnya.

Terpisah, perajin ukir bakar, Lukman,36, mengungkapkan, dirinya telah menggeluti usahanya sejak 1998. Dia mengaku terinspirasi membuat berbagai jenis patung binatang saat menjalani hobi berburunya. Awalnya, ukiran bakar dibuat dengan menggunakan arang dan baru menggunakan solder dua tahun kemudian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan