Dinas Indag Gelar Operasi Pasar

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Menghadapi bulan suci Ramadan, Pemkab Bandung Barat menyiapkan sejumlah langkah agar komoditas harga sembako di pasaran berjalan normal. Pasalnya, sudah menjadi kebiasaan jika datang bulan Ramadan, harga-harga sembako tiba-tiba naik. Kondisi bisa memberatkan daya beli masyarakat. Hal ini dipengaruhi akibat inflasi yang terjadi seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat. Ditambah lagi, inflasi akan dipengaruhi kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).

Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat Maman S Sunjaya menyatakan, untuk mengantisipasi inflasi di daerah, pihaknya berembuk dengan menerjunkan seluruh bawahannya. Hal itu dilakukan untuk mengendalikan harga sembako agar tidak bergejolak di tengah masyarakat.

“Kami akan menggerakan komponen yang ada agar ikut serta mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai produk Kabupaten Bandung Barat. Ini sebagai salah satu cara untuk pengendalian inflasi daerah,” ujar Maman kepada wartawan di Ngamprah, kemarin.

Maman memastikan, pihaknya telah serius mengantisipasi inflasi daerah. Belum lama ini misalnya, kata Maman, di Grand Paradise Hotel Lembang, pihaknya telah melaksanakan High Level Meeting bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) KBB. Acara yang digagas oleh Sekretariat TPID Bandung Barat dalam hal ini Bagian Perekonomian Sekretariat Bandung Barat itu dihadiri oleh seluruh SKPD anggota TPID, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) wilayah Bandung-Sumedang, Pertamina Cabang Bandung, dan perwakilan Bidang Ekonomi Moneter Wilayah VI Kantor Bank Indonesia (Jawa Barat-Banten).

Pertemuan tersebut menghasilkan dukungan penuh pada program pusat mengendalikan inflasi, dengan menjamin ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, komunikasi serta koordinasi dan kerjasama. Cara ini diharapkan mampu menjaga kenaikan harga dan menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis.

Satu hal yang tidak kalah penting, jelas Maman, adalah dengan meningkatkan penggunaan barang lokal yang dihasilkan oleh KBB. Di samping itu, melakukan transaksi keuangan di KBB agar perputaran uang berada di likup KBB yang terdiri dari 16 kecamatan dan 165 desa ini.

“Perputaran uang akan meningkat di bulan Ramadan hingga Idul Fitri 1438 H, seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat pada momen tersebut, hendaknya masyarakat Bandung Barat tidak membeli kebutuhan konsumsinya ke daerah lain di luar Bandung Barat,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan