Di Balik Pembuatan Magma Indonesia, Aplikasi Bencana Geologi

Kirim Notifikasi Begitu Terjadi Perubahan Status

Trio pembuatnya merancang Magma Indonesia untuk mengantisipasi letusan gunung, tanah longsor, gempa bumi, maupun tsunami. Sangat memangkas waktu penyebaran hasil analisis petugas pantau yang amat dibutuhkan masyarakat.

SAHRUL YUNIZAR, Karangasem

MALAM terus beranjak Senin lalu (2/10) itu. Tapi, Martanto tetap terpaku di Pos Pantau Gunung Api Agung Staf Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tersebut masih sibuk berkutat dengan angka dan data.

Jemarinya cekatan mengolah hasil analisis aktivitas Gunung Agung enam jam belakangan. Dari perangkat komputer di ruang monitor, pria yang akrab dipanggil Anto itu lantas memublikasikan hasil analisis tersebut. Masyarakat pun langsung dapat melihatnya. ”Dulu lama sekali. Sekarang lima menit cukup,” ujar dia ketika berbincang dengan Jawa Pos (Jabar Ekspres Group).

Proses panjang itu bisa dipangkas berkat Magma Indonesia. Aplikasi dan laman resmi mitigasi bencana geologi pertama dari Indonesia yang juga diklaim pertama di dunia.

Anto merancangnya bersama dua rekannya sesama pegawai PVMBG, Devy Kamil Syahbana dan Syarif Abdul Manaf. Untuk saat ini Magma Indonesia baru bisa diunduh di sistem operasi Android. Rencana pengembangan ke iOS tertunda karena ketiga pembuatnya sibuk memantau Gunung Agung di Bali yang saat ini berstatus awas.

Sebelum Magma Indonesia tercipta, hasil analisis petugas pantau gunung api harus melalui banyak tahap untuk sampai ke masyarakat. Padahal, ada saatnya hasil analisis aktivitas gunung api harus segera diterima masyarakat. Misalnya dalam kondisi darurat seperti yang terjadi di Gunung Agung saat ini. Jika telat mengambil langkah, fatal akibatnya.

Sebagai salah seorang staf PVMBG, Anto resah mengetahui hal itu. Maka, diam-diam dia mulai merancang laman khusus yang mampu menjadi ruang data bencana geologi. Bukan hanya letusan gunung api, tapi juga gempa bumi, tanah longsor, dan tsunami. Dengan potensi bencana geologi tinggi, pikir Anto, Indonesia wajib punya ruang data tersebut. ”Saat masuk CPNS di PVMBG, saya langsung buat,” ucap dia.

Semula Anto membuatnya hanya untuk kebutuhan sendiri. Tanpa perintah, secara bertahap Anto membuat laman tersebut. Dia mengerjakan itu di sela tugas pokoknya. Ketika senggang di kantor pusat PVMBG maupun saat bekerja di lapangan. Bahkan, waktu luang saat bertugas di Pos Pantau Gunung Api Agung dia pakai untuk meningkatkan performa laman Magma Indonesia. ”Karena suka-suka buatnya, tidak ada tekanan,” ujar dia. Apalagi setelah PVMBG memberikan dukungan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan