Dampak Banjir Meluas

jabarekspres.com, BANDUNG – Banjir tahunan di Kabupaten Bandung semakin meluas. Total banjir luapan sungai Sungai Citarum tersebut sudah merendam 1.567 rumah.

Sebelumnya, banjir merendam tiga Kecamatan: Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah itu hanya merenggenangi 1.058 rumah. ”Luapan sungai Citarum makin banyak merendam rumah warga. Faktornya curah hujan yang cukup tinggi,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Tata Irawan, kemarin (9/11).

Dia memerinci, tinggi muka air (TMA) paling tinggi berada di Kampung Cigosol RW 09, Kecamatan Baleendah dengan TMA mencapai 10 hingga 150 sentimeter. Di lokasi ini, air diketahui merendam 329 rumah warga.

”Akibat Banjir di Baleendah ini, jalan Katapang-Andir yang menjadi jalur alternatif dari Dayeuhkolot ke Cibaduyut atau Soreang terputus. Sebabnya, genangan air setinggi 90 hingga 110 sentimeter merendam jalan tersebut. Jalan Katapang-Andir pun terputus tidak bisa dilewati oleh kendaraan motor atau mobil,” ungkapnya.

Lebih lanjut lagi Tata menjelaskan, di wilayah Kecamatan Dayeuhkolot, banjir terkonsentrasi di Desa Dayeuhkolot. Di sini,  sebanyak 1.051 rumah terendam. Sebanyak tujuh kepala keluarga (kk) dengan 19 jiwa dengan 2 balita dan 2 lansia terpaksa diungsikan ke Aula Kantor Desa Dayeuhkolot. Kantor RW 2 pun dipergunakan untuk menampung 4 kk dengan 13 jiwa dan 1 lansia.

”Di Bojongsoang, hanya 50 rumah yang terendam.Tidak ada korban jiwa hingga saat ini, BPBD mengaktifkan posko yang bertempat di Kecamatan Baleendah, assesmen berkala pun dilakukan ke lokasi titik banjir dan siaga untuk mengevakuasi warga,” imbuhnya.

Selain merendam pemukiman warga, air sungai pun merendam sejumlah sekolah. Di antaranya, SDN 07, 10, 2 Dayeuhkolot dan SDN Bojongasih 1. Walhasil proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diungsikan ke beberapa lokasi. Di antaranya Aula Desa Dayeuhkolot dan rumah warga yang berada di Jalan Mamayuda Dayeuhkolot.

Kepala Sekolah SDN 1 Bojongasih Cucu Siti Nurohmah mengatakan, KBM SDN 1 Bojongasih diungsikan karena ruangan kelas di sekolah itu terendam banjir. ”Sudah tiga hari ruang kelas terendam banjir dengan ketinggian air di dalam kelas sekitar 50 sentimeter,” urainya.

Sementara itu, Sania yang duduk di kelas IV SDN 07 Dayeuhkolot mengaku, tidak nyaman dengan melaksanakan KBM di tempat pengungsian. Sebab, dia bersama teman-temannya harus belajar tanpa beralaskan karpet.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan