Citarum Bestari Diklaim Sudah Banyak Kemajuan

jabarekspres.com, BANDUNG – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (BPLHD) Jabar Anang Sudarna mengatakan, Program Citarum Bestari yang sudah lama dicanangkan secara kasat mata sudah mengalami kemajuan. Kemajuan terlihat dari dari beberapa indikator pendataan yang dilakukan langsung di lapangan.

”Di antaranya, jumlah sampah yang ada di sungai semakin berkurang dan kualitas air Citarum yang menunjukkan peningkatan kadar bakunya,” kata Anang saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Gedung Sate, kemarin (17/7).

Kendati begitu, Anang mengakui untuk mengubah secara total permasalahan Citarum tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Sebab, di tengah masyarakat maupun kalangan industri masih banyak ketidakpedulian terhadap lingkungan. ”Semuanya butuh proses,” singkatnya.

Menurut dia, dalam menyosialisasikan maslah lingkungan ini tidak cukup dari pemerintah saja. Tapi seluruh lapisan masyarakat juga harus ikut peduli. Anang menargetkan, sepuluh tahun ke depan bisa mengubah masyarakat tersebut. Hal ini berkaca terhadap negara-negara maju yang sudah lebih dulu melakukannya seperti Jepang Korea, dan Jerman.

Yang tidak kalah penting, kata dia, konsistensi kepala daerah di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. ”Harapannya, bila terjadi pergantian kepala daerah program lingkungan harus menjadi prioritas dalam rencana pembangunan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Penggerak PKK Jabar Netty Prasetiyani mengatakan, masalah lingkungan sebetulnya memiliki sumber yang jelas yaitu pada skala rumah tangga.

Dirinya menilai, rumah tangga yang merupakan lingkungan terkecil memiliki kontribusi yang besar terhadap lingkung­anyang buruk. Hal ini bila ter­jadi dan diakumulasi dari seluruh keluarga yang ada.

”Coba bayangkan dari setiap keluarga seandainya semua berprilaku buruk terhadap lingkungan. Ini akan men­jadi sebuah bencana,” kata Netty.

Dirinya menilai, di dalam keluarga biasa mengahasilkan limbah rumah tangga seper­ti hasil pengelolaan dalam memasak di dapur, hingga mencuci pakaian. Sehingga, untuk memilinimalisir ini dibutuhkan pengetahuan mengenai pengelolaan sam­pah dan limbah.

Nah melalui PKK nantinya akan digerakkan sebagai agen-agen yang mengedukasi ibu-ibu disetiap daerah dan kita akan gencar melakukannya terus menerus,” ucap Netty.

Dia menambahkan, dalam pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga sebe­tulnya bisa memiliki nilai manfaat bila saja memiliki pengetahuan untuk meman­faatkannya. Bahkan, dari kunjungan ke daerah ada kader PKK memanfaatkan limbah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan