Cililin Miliki Kampung Donor

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Kampung donor akan segera berdiri di Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Hal itu seiring dengan tingginya minat dan antusiasme dalam mendonorkan darah. Bahkan, deklarasi kampung donor darah ini akan dilakukan dalam waktu dekat.

Penggagas Kampung Donor, Doding Komarudin mengungkapkan, Desa Batulayang akan menjadi Kampung Donor kedua setelah Desa Mukapayung, masih di Kecamatan Cililin.

“Dalam waktu dekat akan dideklarasikan. Untuk Desa Mukapayung sudah ada Kampung Donor sejak 2012. Sekarang, Desa Batulayang sudah siap jadi Kampung Donor. Ini berawal dari tingginya minat masyarakat dalam mendonorkan darah untuk ikut serta membantu masyarakat lainnya,” kata Doding, ketika ditemui kemarin (26/7).

Menurutnya, masyarakat di Kampung Donor rutin mendonorkan darahnya setiap tiga bulan. Di Mukapayung, setiap kegiatan donor darah, tak kurang dari 200 labu darah terkumpul untuk kemudian disalurkan ke Palang Merah Indonesia KBB.

Bahkan, di Desa Batulayang, donor darah pun sudah berjalan sebanyak tiga kali. Setiap kegiatan itu, terkumpul sekitar 100 labu darah.

“Jumlah pendonor lebih banyak lagi. Namun, tidak semua darah bisa dimanfaatkan karena harus diperiksa terlebih dahulu kesterilannya,” ujarnya.

Doding menuturkan, antusiasme masyarakat dalam mendonorkan darah mereka terjadi karena donor darah benar-benar dirasakan manfaatnya. Tak jarang, warga mengaku lebih bugar setelah mendonorkan darahnya.

“Memang minat untuk mendonorkan darah cukup tinggi, ini akibat dari masyarakat yang merasakan langsung setelah donor darah badan langsung ringan dan lebih sehat,” ujarnya.

Doding menargetkan, Kampung Donor bisa diterapkan di 165 desa di KBB. Dengan demikian, PMI KBB bisa surplus darah, sehingga sisanya bisa disalurkan ke daerah lain yang membutuhkan.

Doding juga meminta agar sejumlah perusahaan swasta tak segan menggelar donor darah hingga ke pelosok daerah. Sebab sejauh ini, menurut dia, kegiatan donor darah hanya terpusat di perkotaan.

Sementara itu, Ketua PMI KBB Djunaedi mengungkapkan, kebutuhan darah di Bandung Barat untuk beberapa rumah sakit totalnya sekitar 100 labu lebih. Sementara, setiap bulan, PMI bisa mengumpulkan darah sekitar 500 labu.

Meski demikian, dia tak memungkiri, stok darah di PMI KBB pada waktu-waktu tertentu minim. Bahkan, untuk golongan darah AB sering kekurangan. “Kami terus berupaya untuk mengumpulkan darah untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit dan tempat lainnya. Makanya kita jemput bola juga ke berbagai titik seperti di pemerintahan dan instansi lainnya,” tandasnya. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan