Cibunut Dibikin Berwarna

jabarekspres.com, BANDUNG – Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil memiliki visi menjadikan warga Bandung selalu bahagia. Cita-cita itu diwujudkan dalam berbagai program.

Mimpi tersebut oleh warga diterjemahkan ke dalam berbagai kegiatan. Salah satunya warga RW 07 Wilayah Cibunut Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung yang melancarkan program Cibunut Berwarna dengan mengecat kampungnya dengan warna-warna yang terang dan cerah.

Program tersebut diinisiasi berkat keinginan warga untuk menjadikan lingkungan jadi lebih asri dan menarik. Gagasan itu mendapat apresiasi dengan diresmikan langsung oleh Ridwan Kamil, kemarin (27/11). Peresmian dilanjutkan dengan peninjauan bersama warga dan jajaran pemerintah kota.

Dekorasi kampung Cibunut juga mendapat sentuhan artistik dari Komunitas Mural Bandung yang digawangi Alga Indria. Seluruh proses tersebut melibatkan pula swadaya masyarakat dengan bergotong-royong mengecat 300 rumah di wilayah seluas 5 hektar itu.

Ridwan mengaku senang melihat warganya bisa sangat kompak membangun wilayahnya. Kekompakkan warga itu dinilainya sebagai wujud silaturahmi dan kondusivitas yang baik.

”Mudah-mudahan (kampung ini) bisa kami promosikan sebagai wisata kampung di Kota Bandung di mana tempatnya sangat guyub, warganya sangat bahagia,” ujar Ridwan.

Menurutnya, suasana kampung yang berwarna itu, selain bisa menghadirkan suasana bahagia di tengah warga juga bisa mengetengahkan nilai ekonomi masyarakat. ”Kalau ini berhasil, kita evaluasi, nanti insya Allah kita akan duplikasi di kampung-kampung yang lain,” ucapnya.

Hal tersebut diamini Ketua RW 07 Herman. Dia mengatakan, program ini merupakan upaya masyarakat untuk mendukung program pemerintah kota mewujudkan Bandung yang bahagia. ”Bahkan mungkin bisa jadi tempat wisata, karena banyak juga dari luar kota datang ke sini, sharing tentang pengelolaan kebersihan dan lain-lain,” tutur Herman.

Dia juga menjelaskan, gagasan Cibunut Berwarna bermula dari aktivitas warga yang melaksanakan program bebas sampah. Program yang dilaksanakan warga banyak mendapat perhatian dari komunitas dan praktisi.

Warga dilatih untuk menghabiskan sampah mulai dari sumbernya. Mereka memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah melalui biodigester, sedangkan sampah anorganik dikelola melalui bank sampah. ”Dengan adanya ini mudah-mudahan warga termotivasi menjaga lingkungannya,” tandasnya. (ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan