BRT Membutuhkan Operator Transportasi

jabarekspres.com, BANDUNG – Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan Transportasi masal Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera menggelar lelang operator Bus Rapid Transit (BRT) untuk melayani angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP).

Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengatakan, lelang dilakukan karena pihaknya kembali mendapat hibah 10 BRT dari Kementerian Perhubungan.

Menurutnya, lelang rencananya akan segera dilakukan, setelah BRT tersebut selesai pemrosesan surat-surat kendaraan dan telah ada plat nomer kendaraan berplat kuning.

Selain itu, BRT nantinya akan melayani Metro Bandung, dengan rute Bandung-Majalaya.Sebab, pelayanan transportasi ini dinilai masih sangat kurang.

“Dari hasil analisa masyararakat yang membutuhkan transportasi di wilayah Bandung –Majalaya masih kurang,”jela Dedi ketika ditemui di Gedung Sate kemarin (8/8)

Dedi menuturkan, untuk pengoprasiannya layanan BRT ini harus menggunakan operator agar pelayanan yang diberikan bisa optimal karena pergerakan bus ini masuk kategori AKDP.

Disinggung menganai layanan Operator tidak menggunakan Damri Hal ini dimaksudkan agar dalam memberikan pelayanan ada persaingan atar operator jasa transportasi. Sehingga ada peningkatan.Kendati begitu, bila Damri mau turut dalam lelang sebagai Operator pihaknya mempersilahkan saja.

“Mau ikut silahkan, ini karena jalur tersebut tinggi maka harus dilayani maksimal,” ujarnya.

Selain itu, rencananya bus ini akan melayani trayek dari Kota Bandung-Kabupaten Bandung selama 6 kali perjalanan setiap harinya setiap satu unit bus.

Rutenya sendiri dari Terminal Leuwipanjang-Kopo-BKR-Moch. Toha-Dayeuhkolot-Ciparay dan berakhir di Terminal Majalaya.

“Kami dapat 10 bus tahun ini ukurannya sedang, kami fokuskan melayani Metro Bandung,” cetusnya.

Meski kapasitasnya terbatas, Dedi yakin keberadaan bus ini membantu mengingat daerah-daerah yang dilintasi sangat membutuhkan layanan.

Pihaknya menghitung biaya kontrak layanan ini totalnya mencapai dan sudah dianggarkan Rp2,39 miliar.

“Rencana pembayarannya Rp5.602,85/kilometer. Keseluruhan biaya kontrak sudah kita anggarkan,” paparnya.

Dedi menyebutkan, dari data Dishub Jabar, panjang lintasan 27,5 kilometer lebih, bus sedang ini rencananya beroperasi melayani masyarakat umum dari pukul 06.00-18.00 WIB.

Adapun untuk tiket jarak tersebut masyrakat akan dikenakan tarif Rp5.000. “Busnya sudah ada, tinggal kami urus pelat kuningnya sama lelangnya,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan