Bom Kampung Melayu Terkait ISIS Filipina

jabarekspres.com, BANDUNG – Teror bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, diprediksi diperkirakan ada korelasinya dari dampak darurat militer yang ditetapkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Pulau Mindanao.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Tubagus Hasanuddin, kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terkait pemberlakuan darurat militer di Pulau Mindanao akibat baku tembak antara tentara dan kelompok ISIS di kota Marawi pada Selasa (23/5) malam, telah menyebabkan ruang gerak kelompok militan ISIS tersebut menjadi terbatas. Akibatnya, kelompok  pendukung ISIS di Indonesia memunculkan eksistensinya, mengumumkan kepada dunia internasional bahwa ISIS ada juga di Indonesia.

”Pemberlakuan darurat militer di Pulau Mindanao oleh Presiden Duterte harus dicermati pemerintah Indonesia. Apalagi Filipina berbatasan langsung dengan Indonesia,” kata Hasanudin kemarin (29/5).

Dia berpandangan kelompok militan ISIS di Filipina memiliki korelasi yang kuat dengan kelompok militan di Indonesia. Sehingga akan sangat mudah mendapatkan akses untuk masuk ke Indonesia.

”Indikasi adanya korelasi kelompok ISIS di Filipina dengan kelompok militan di Indonesia bisa dilihat dari adanya tiga WNI terafiliasi ISIS yang tewas dalam bentrokan bersenjata melawan militer Filipina di Pulau Mindanao pada April 2017 silam,” ungkapnya.

Untuk itu, Hasanuddin mengimbau pemerintah untuk menjalankan empat langkah dalam mengantisipasi aksi teror yang dilakuan kelompok ISIS. Pertama, lanjut Hasanuddin, pihak imigrasi harus meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia, dan juga warga negara Indonesia yang kembali ke Tanah Air.

”Pihak imigrasi harus meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing yang masuk Indonesia, dan WNI yang kembali ke Tanah Air,” imbuhnya.

Selain itu, tutur Hasanuddin, aparat intelijen harus aktif bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan wilayah, terutama lokasi yang patut dicurigai sebagai tempat persembunyian dan latihan perang para combatan ISIS.

”Apabila ada indikasi-indikasi yang kuat, segera kordinasi dengan aparat keamanan untuk segera dilakukan tindakan,” tuturnya.

Kemudian, sambung Hasanuddin, aparat keamanan harus aktif melakukan razia bahan-bahan kimia yang berpotensi bisa dijadikan bom. ”Lakukan sweeping bahan-bahan kimia yang berpotensi bisa dijadikan peledak,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan