BIAF Masih Sekedar Ceremonial Belaka

jabarekspres.com, CIMAHI – Penyelenggaraan Baros International Animation Festival (BIAF) yang ke 5 di kota Cimahi sepertinya hanya sebatas ceremonial dan unjuk kebolehan yang ditampilkan oleh para Anaimator saja. Sehingga, acara tersebut belum mampu menjaring investor sesuai dengan target yang ditetapkan.

Kegiatan yang diikuti sekitar 200 peserta ini berdasarkan pengamatan lansung hanya memamerkan berbagai hasil karya dari Komunitas Cimahi Creative Asosiation (CCA).

Padahal acar tersebut telah melibatkan KADIN (Kamar Dagang dan Industri) dan JAPNAS (Jaringan Pengusaha Nasional) belum mampu menarik investor sekala besar. Terlebih acara BIAF sudah berlangsung sejak 2013 lalu.

Menyikapi hal ini, Anggota Komisi II Dewan DPRD Kota Cimahi, Acep Jamaludin mengungkapkan, sejak awal pelaksanaanya, BIAF selalu menggunakan fasilitas serta dana dari APBD Kota Cimahi.

“Dulu anggaran BIAF itu miliaran, sekarang aja kita tekan agar biayanya tidak terlalu besar,” jelas Djulaeha ketika ditemaui di gedung DPRD kemarin (8/10)

Menurutnya, pengurangan sengaja dilakukan setelah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan BIAF. Terlebih, ketika di evaluasi berdasarkan lapoaran belum ditemukan satu dokumen pun yang menerangkan sektor teknologi animasi belum mendapat investor.

“Kita cek dokumen yang ada di Badan penanaman modal dan perijinan terpadu satu pintu (BPMPTSP) tidak ketemu kita coba ke indagtan sama tidak ada,” ujarnya

Acep memaparkan, sejak dipromosikan BIAF akan memiliki investor yang akan berinvestasi. Namun kenyataannya sampai saat ini belum memiliki kontribusi secara signifikan.

“Jadi kalau bisa anggaran untuk BIAF kedapan digeser saja untuk memfasilitasi dan mempromosikan sektor usaha lain yang lebih potensial,”kata Acep

Dirinya menyebutkan, selama ini anggaran untuk acara BIAF mencapai 6 sampai 7 miliar pertahun. Anggaran ini disebar ke beberapa dinas. Namun pada kenyataannya tidak memberikan dampak apapun.

Acep juga menyesalkan, BPMPTSP tidak bisa menunjukan data mengenai progres keberhasilan di sektor Anaimasi ini. Sehingga indikator tingkat keberhasilnyapun tidak ada.

“Ya kalau ada, hanya sebatas klaim orang atau kaomunitas animasi saja, harusnya itukan didata,”cetus Acep

Dirinya menilai, bila secara individu atau komunitas yang telah berhasil mendapatkan order kerkjaan animasi BPMPTSP seharusnya bisa melaporkannya secara tertulis disertai dengan bukti-bukti yang konkrit. Sebab, selama ini anggaran yang dikeluarkan untuk membina komunitas dikeluarkan dari APBD.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan