Bertekad Jaga Tujuh Anak Laut hingga Lulus Kuliah

Orang-orang laut menorehkan sejarah panjang di Nusantara. Namun, peran mereka seakan terlupakan. Kini mereka hidup terasing dan terpisah. Kepala Suku Laut Indonesia Haryono Sri Bijawangsa terobsesi untuk menyatukan mereka kembali.

DINARSA KURNIAWAN, Pekanbaru

Tiga ratus tahun lalu (1717) orang-orang laut di kawasan Nusantara terakhir berkumpul. Ketika itu mereka bertemu saat Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil Syah) hendak menyerang Johor. Para petualang tersebut akhirnya berhasil membantu Raja Kecik menaklukkan Johor hingga berhasil menobatkan dirinya sebagai Yang Dipertuan Johor dan bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.

Setelah itu, orang-orang laut atau juga biasa disebut Suku Laut itu pun berpencar hingga ke berbagai negara. Antara lain, Thailand, Filipina Selatan, dan Australia. Di Indonesia, orang-orang yang disebut masuk sebagai bangsa Melayu tua itu menyebar di Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Aceh, Sulawesi, Sumatera Selatan, hingga Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Hikayat tersebut diceritakan kembali oleh Panglima Raja Haryono Sri Bijawangsa yang merupakan pimpinan Suku Laut di Indonesia. Dia menyatakan, Sri Bijawangsa adalah gelar kehormatan. Sudah ratusan tahun keluarganya menyembunyikan diri sebagai pemilik gelar itu.

’’Tetapi, sekarang sudah berbeda zaman. Sekarang waktunya kami menunjukkan diri,’’ ungkap Haryono ketika ditemui di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau pertengahan Februari lalu.

Haryono mengungkapkan, sejak terpisah, orang-orang Suku Laut yang dia sebut awalnya berasal dari kawasan Filipina Selatan tidak pernah lagi berkumpul. Nah, hanya yang bergelar Sri Bijawangsa-lah yang bisa memanggil mereka untuk berkumpul kembali. Dan, rencana itu telah dirancang.

Menurut staf ahli Kadisdikbud Riau Dr H Kamsol itu, orang-orang yang lama terpisah tersebut bakal dipanggil dalam sebuah konferensi Suku Laut yang diadakan di Pekanbaru pada Oktober mendatang. Kebetulan, Pemprov Riau mendukung serta memfasilitasi inisatif tersebut. Ada sekitar seratus delegasi dari berbagai negara yang sudah mengonfirmasi bakal hadir dalam pertemuan tersebut.

’’Orang-orang dari Makassar rencananya datang ke sini pakai kapal,’’ ucap dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau tersebut.

Tinggalkan Balasan