Berharap Lebih Demokratis

JAKARTA – Tiga setengah tahun, lima ketua umum. Wakil Presiden Jusuf kalla berharap kondisi itu tidak terjadi lagi di Partai Golkar. JK berharap di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Partai Beringin bisa stabil dan memulihkan kredibilitasnya.

Hal itu disampaikan JK saat menutup Munaslub Partai Golkar di Jakarta Rabu (20/12) malam. Munaslub itu mengesahkan Airlangga sebagai  Ketua Umum menggantikan Setya Novanto yang kini sedang berurusan dengan KPK.

”Karena sebagai partai besar, kegoncangan, baik konflik di dalam partai Golkar juga bisa sebabkan gejolak politik nasional,” ujar JK.

Memang dalam tiga tahun terakhir Golkar tidak lepas dari gonjang ganjing. Itu menyebabkan Golkar harus dipimpin lima orang bergantian. Yakni Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Setya Novanto, Idrus Marham, dan Airlangga Hartarto. JK berharap, hingga pileg dan pilpres 2019 tidak ada lagi pemilihan ketua baru.

Menurut JK, seringnya pergantian ketua di Partai Golkar disebabkan demokrasi di dalam partai itu belum berjalan dengan baik. Sehingga dalam waktu singkat bisa sampai ada lima ketua umum. ”Karena adanya konflik-konflik (menjadi) crazy demo akibat kita kurang pahami arti demokrasi,” ungkap dia.

Dia berharap pengalaman Airlangga yang pernah duduk di legislatif dan eksekutif mampu membawa Golkar lebih demokratis. Golkar punya modal yang kuat karena sudah teruji berdiri lebih dari 50 tahun. Berbeda dengan partai baru yang masih dibayang-bayangi figur pendirinya, di Golkar tidak ada lagi.

”Kita tak ada yang merasa mendirikan partai. Kita punya hak dan kewajiban yang sama,” imbuh JK yang juga pernah jadi ketua umum Golkar pada 2004-2009 itu.

JK mewakili pemerintah pun berterima kasih atas dukungan Golkar kepada Presiden Joko Widodo. Dia paham betul bahwa Golkar punya falsafah dan kebiasaan. Yakni, menang atau kalah Golkar selalu ada dalam pemerintahan. Tapi dia berharap pada pemilu berikutnya, Golkar berada dalam pemerintahan karena jadi pemenang.

”Salam hangat dari Pak Jokowi. Terima kasih sekali atas dukungan politik yang dibacakan,” ujar JK.

Terkait posisi Airlangga yang sekarang jadi Menteri Perindustrian, JK cenderung membelanya. Airlangga tak harus mundur dari kabinet. Waktu dulu saya wakil presiden saya malah ketua umum partai. Ibu Mega juga Pak SBY ketua partai,” kata JK yang dua kali jadi wapres itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan