Berani Merubah Menu Politik

jabarekspres.com, BANDUNG – Politik identitas saat ini sering banyak ditawarkan kepada masyarakat untuk meraih simpati dan pendukung untuk mencapai kemenangan.

Melihat Fenomena tersebut Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan, sebetulnya politik identitas sah-sah saja digunakan. Namun, untuk politisasi indentitas tidak boleh digunakan.

Dia menilai, apa yang telah terjadi pada di DKI merupakan bagaian dari praktek Politisasi Identitas. Sehingga, di Jawa Barat (Jabar) pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilihan Gubernur (Pilgub) jangan sampai terjadi politisasi identitas ini.

Selain itu, Politisasi identitas ini biasanya akan memakan kepada generasi muda yang baru mengenal politik. Terlebih, pemilih pemula yang hanya sedikit memiliki minat untuk memberikan partisipasi.

“Kita biasa melihat temen-temen generasi muda ini terjebak pada penilaian yang agak dipaksaan terlalu cepat, mengambil kesimpulan, dan cenderung memiliki sikap Oposisi Binner,”jelas Syaiful ketika ditemui disebuah diskusi politik belum lama ini.

Melihat kondisi ini, dia berpendapat, generasi muda adalah generasi Trans center yang memiliki sikap mau menang sendiri tanpa menelaah penyebabnya. Bahkan, mereka merasa paling benar yang lain salah.

“Itu artinya kita sedang mengubur diri dan membenamkan bangsanya sendiri,”cetus Syaiful.

Selain itu, salah-satu yang dapat mempengaruhi politisasi identitas adalah melalui jaringan sosial media. Sebab, generasi muda tidak bisa lepas dengan dunia informasi digital. Sehingga, berbagai informasi apapun akan dapat dengan mudah masuk.

Untuk itu, dia berharap, generasi muda harus banyak belajar, jangan cepat menghakimi sesuatu yang belum tentu kebenaran ataupun kesalahannya dengan cara berpikir komperhensif untuk menelaah suatu masalah.

Huda memaparkan, untuk menangkal stigma politisasi identitas ini haru memiliki cara keberagaman dalam berpolitik dan berbangsa. Bahkan, harus lebih produktif.

“Jadi, bukan diisi dengan konten-konten kontraproduktif.”cetus Syaiful.

Sehingga, lanjut dia, salah satu langkah cerdas untuk menangkal politisasi identitas adalah meningkatkan kemampuan menambah pengetahuan dengan Literasi.

“Jadi jangan sampai terjebak memahami dengan sangat dangkal terutama agama dan jangan sampai salah dalam pemahaman agama terutama menafsirkannya,”kata Huda.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan