Berani Keluar dari Zona Nyaman

Dia ingin masuk ke dunia birokrasi. Berangkat dari angka elektabilitas sebesar 6 persen, dengan restu keluarga tercinta, dukungan dari teman sejawat, rekan komunitas, dan para warga yang menaruh harapan padanya, di 2013 dia memenangkan Pilkada Kota Bandung dengan perolehan suara 45,24 persen. Kisah setelahnya kini sedang dipahat menjadi sejarah.

Sosok Kakek sebagai Inspirator

Dalam mengemban tugas memimpin Kota Bandung yang dikenal sangat visioner, Kang Emil sangat terinspirasi oleh nilai ketauladanan yang diwariskan sang kakek, yang mewariskan delapan pesantren di Jawa Barat (Subang, Purwakarta dan Sumedang).

Dia berharap ketauladanan KH. Muhyiddin bisa menjadi inspirasi bagi keturunannya. Dia pun percaya, manusia akan jauh lebih bermanfaat ketika dia berkarya semasa hidupnya. ”Saya menjadi saksi betapa kebaikan ilmu dan silaturahmi akan membawa kita pada kebaikan-kebaikan lain yang tak terhingga,” ungkapnya di satu kesempatan.

Dia berkeyakinan, saat manusia menebar kebaikan, jejak kebaikan itu akan dipanen tidak hanya semasa hidup tetapi juga ketika sudah meninggal. ”Kalau manusia punya karya, maka hidupnya bermanfaat, meninggalnya pun akan diingat. Semoga itu tidak akan pernah putus menyemangati kita untuk lebih meneladani Mama Aki,” ujar suami dari Atalia Prarayta Ridwan Kamil dan ayah dari dua anak, yaitu Emmeril Kahn Mumtaz dan Cammelia Laetittia Azzahra.

Keberhasilan yang dicapai saat ini pun, diyakini Kang Emil tak lepas dari peran sang ayah. Salah satu karya besarnya yaitu Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, dia dedikasikan sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum sang ayah. Demikian pula sosok sang ibu, yang senantiasa memberinya pusaka-pusaka nasehat berharga dan merupakan pintu menuju surga.

Itu pula sebabnya, dalam masa kepemimpinannya, dia tidak hanya melakukan percepatan pembangunan secara fisik, tetapi juga nonfisik. Salah satunya melalui program Bandung Agamis. Di antaranya magrib mengaji, subuh berjamaah di masjid-masjid Kota Bandung.

Selaku kepala daerah, dia pun ingin mewujudkan cita-cita yang diwariskan oleh KH. Muhyiddin, atau yang biasa dipanggil Mama Pagelaran. Salah satu keinginannya adalah mendirikan Pesantren Pagelaran di Kota Bandung. Selaku mantan Ketua LKP3, dia berharap suatu saat akan ada pesantren warisan Mama Pagelaran di kota Bandung.

Tinggalkan Balasan