Bela Palestina, Boikot Produk AS

BANDUNG – Sikap Pemerintah Indonesia dengan menentang pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dinilai sudah tepat. Namun, ada beberapa opsi lain yang bisa dilakukan Pemerintah untuk menunjukkan Indonesia memang berada digarda terdepan untuk bela Palestina.

Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Edwin Senjaya mengatakan dengan cara memboikot produk dari Amerika Serikat dan Israel itu sudah berarti Indonesia tegas menentang pernyataan Trumpt. ”Bisa (boikot), itu salah satu yang kita lakukan juga, yang lain pun juga melakukan. Bahkan negara seperti Irlandia pun melakukan, kenapa kita tidak? kita bisa melakukan juga,” kata Edwin, kemarin (17/12).

Bukan tanpa alasan Indonesia bisa mengambil sikap demikian. Menurutnya, dengan jumlah umat Islam Indonesia terbesar di dunia, tindakan konkret yang diambil Pemerintah dampaknya akan begitu besar terasa.

”Kalau kita melakukan tindakan yang lebih konkret, dampaknya pasti akan lebih terasa,” tegasnya.

Dia menambahkan, apabila setelah Duta Besar AS dipanggil Pemerintah dan masih tetap tidak juga menarik pernyataannya. Pemerintah perlu mengambil tindakan tegas.

”Dipanggil dahulu, kalau ternyata mereka masih tetap ‘kekeuh’ mempertahankan sikap mereka. Kita bisa mengambil tindakan yang lebih tegas,” tandasnya.

Senada dikatakan Ketua DPD PKS Kota Bandung Tedy Rusmawan, dia menyebutkan pernyataan Presiden AS tersebut, dinilai menyakiti umat Islam. Menurutnya, umat Islam sangat memahami apa yang diucapkan Trumpt akan menimbulkan gerakan di seluruh dunia. ”Pernyataan Trumpt itu kita memahaminya sebagai ucapan yang menyakiti umat Islam,” kata Tedy.
Dia mengungkapkan, selama ini dunia mengakui Jerusalem merupakan ibu kota Palestina. Jadi, bagaimana pun juga pernyataan Trumpt akan membuat Islam diberbagai belahan dunia untuk membela Palestina. ”Selama ini Jerusalem ibu kota Palestina dunia juga mengakuinya. Jadi umat Islam pasti akan membela,” ungkap Anggota DPRD Kota Bandung ini.
Pernyataan tersebut jelas bertentangan dengan apa yang selalu digembar-gemborkan AS yakni perdamaian. Justru hal itu menjadi pemicu konflik di dunia untuk menentang pernyataan di mana letak AS membela perdamaian. ”Ketika Amerika menginginkan perdamaian maka wajib menarik pernyataan,” ucap Tedy.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan