Bekraf Sambangi Pesantren

jabarekspres.com, BANDUNG – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Goes To Pesantren menyambangi pondok pesantren Daarut Tauhid, Sabtu (9/12).

Menurut Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo acara dengan tema Bincang Ekrefpreneur ditu sebagai program akses permodalan Ekonomi Kreatif (Ekraf) sektor perbankan pada Workshop Calon Entrepreneur tentang akses permodalan perbankan syariah.

”Bekraf memberikan sosialisasi peluang usaha di sektor ekonomi kreatif dan pembiayaan perbankan syariah kepada masyarakat, terutama generasi muda,” kata Fadjar pada Jabar Ekspresdi Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Bandung.

Dalam acara kali ini Bekraf menggandeng Assistant to Business Director Bank Panin Dubai Syariah, Herwan Jefri; Kepala Sekolah Daarut Tauhiid Boarding School Bandung, Abdul Rojak; modest fashion influencer, Qonitah Al Jundiah; CEO The Wali Studio, Fauzil Hamdi; dan produser film, Tyas Abiyoga.

”Bekraf memperkenalkan peluang usaha dari subektor ekraf kepada 200 peserta berasal dari santri SMA dan SMK Daarut Tauhiid Bandung. Menjadi entrepreneur kreatif adalah pilihan yang bisa mereka realisasikan, karena modal utama usaha ekraf adalah kekayaan kreativitas intelektual yang bersifat intangible,” ungkapnya.

Bekraf menghadirkan perwakilan subsektor fashion, aplikasi dan game, serta film untuk menjelaskan peluang serta tantangan usaha kreatif pada ketiga subsektor tersebut. Bekraf melengkapi acara dengan mengundang perbankan syariah untuk menginformasikan model pembiayaan yang bisa diakses untuk memulai usaha maupun mengembangkan usaha. ”Kita akan memperbanyak sinergi dengan semua stakeholder. Seprti   Pendidikan dan lembaga lainnya,” tutur dia.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang terbuka terhadap penemuan ataupun inovasi baru, sehingga kesempatan untuk maju dalam bidang teknologi sangat luas. “Saya dari dulu mengatakan kita ini marketing terbuka. Marketing kita tidak diproteksi. Semua orang bisa masuk,” terang dia.

Dia mengatakan, sejauh ini sektor ekonomi kreatif yang paling besar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi adalah fashion. “(Sebanyak) 56 persen masih dipegang fashion karena di situ ada industri garmen,” tutur dia.

Setelah fashion, sektor ekonomi kreatif yang berkontribusi besar adalah kerajinan. Sebab, setiap daerah di Indonesia memiliki beragam dan keunikan kerajinan. “Tahun 2015 mencapai 37,52 persen dari semua sumbangan terhadap ekonomi. Disusul kuliner (mencapai) tujuh persen,” kata dia. (pan/ign)

Tinggalkan Balasan